ⓒ YONHAP News

Tepat setelah perjanjian gencatan senjata pada tahun 1953, dua Korea membentuk JSA. Wilayah tersebut berbentuk persegi yang memiliki lebar 800 meter dari timur ke barat, dan panjang 400 meter dari utara ke selatan. Awalnya kawasan itu adalah zona netral dimana serdadu dari Korea Selatan dan Korea Utara diizinkan untuk bergerak bebas melintasi perbatasan. Namun, menyusul kejadian pembunuhan kapak pada tahun 1976, garis demarkasi militer di dalam JSA ditandai dengan lempeng beton. Tentara masing-masing pihak dilarang melintasi garis dan pos jaga di kedua sisi secara terpisah dan bertugas untuk menjaga wilayah masing-masing. Dua Korea akhirnya terjebak dalam konfrontasi militer jarak dekat di JSA. Namun JSA saat ini diatur untuk menerima perubahan positif, menyusul KTT antar-Korea tahun ini.

Berdasarkan perjanjian militer antar-Korea, kedua Korea dan Komando PBB merampungkan proses pelucutan senjata JSA pada tgl.25 Oktober dengan menarik keluar senjata api dan pos penjaga dari kawasan itu. Sebagai hasilnya, JSA telah menjadi zona bebas senjata untuk pertama kali dalam 65 tahun sejak dibuka. Sembilan pos penjaga telah dihapus di JSA, dengan 70 tentara tidak bersenjata berjaga di kawasan itu. Setelah Korea Selatan membangun pos penjaga di sisi utara dan Korea Utara membangun satu di sisi selatan, warga sipil dapat mengunjungi JSA paling cepat bulan ini. Mereka akan diizinkan untuk menikmati tur fasilitas tersebut, termasuk jembatan kaki dimana para pemimpin dari dua Korea berjalan-jalan santai dan mengadakan pembicaraan selama pertemuan puncak mereka bulan April.

Pada tgl.26 Oktober, Seoul dan Pyongyang telah menggelar pembicaraan militer tingkat jenderal pertama sejak Deklarasi Pyongyang diumumkan bulan September. Selama pembicaraan itu, keduanya sepakat akan menghapus pos penjaga di garis terdepan hingga akhir bulan November dan melakukan penelitian bersama di muara sungai Han. Perlucutan senjata JSA digambarkan sebagai percobaan unifikasi kecil. Dimulai dengan JSA bebas senjata, kedua Korea harus melakukan kesepakatan militer secara lancar dan membuat Semenanjung Korea menjadi tanah damai dan bebas perang.