ⓒ YONHAP News

Sepanjang bulan Oktober, bursa Korea Selatan mengalami kemunduran terburuk dalam satu dakade sejak tahun 2008, ketika krisis keuangan global menerpa negara Korea. Penurunan bursa Korea sebagian diakibatkan oleh meningkatnya suku bunga di AS. Dolar mengalir keluar dari pasar saham global, bahkan Korea tampaknya lebih rentan dari tren tersebut karena investor asing memegang sejumlah besar saham di pasar Korea. Sentimen negatif lainnya adalah sengketa dagang yang berlarut-larut antara AS dan China. Namun faktor eksternal yang tidak menguntungkan tidak semata-mata untuk meningkatkan volatilitas pasar saham Korea. 

Ketika pasar saham bergejolak, investor institusi domestik dapat mencegah pasar jatuh lebih dalam. Tetapi sekarang, tidak ada investor untuk menopang pasar. Layanan Pensiun Nasional, yang merupakan investor lembaga terbesar di Korea, secara tradisional melindungi pasar saham lokal di masa–masa sulit seperti krisis keuangan global tahun 2008 dan krisis fiskal Eropa tahun 2011. Tetapi tahun ini, dana pensiun telah memangkas investasinya di pasar saham lokal, dan melakukan penjualan bersih untuk pertama kalinya dalam 9 tahun. Karena campuran faktor yang tidak menguntungkan didalam dan luar negeri, pasar saham Korea tetap di dalam tren penurunan sepanjang Oktober. Parahnya lagi, prospek ke depan juga tidak cerah. 

Pasar saham Korea bulan ini diharapkan akan terhindar dari depresiasi pasar yang terlalu tinggi yang pernah dialami bulan lalu. Namun pemerintah harus hati-hati melihat faktor-faktor penggerak pasar eksternal, seperti pemilihan paruh waktu AS dan kemungkinan KTT antara AS dan China pada akhir bulan ini. Sejumlah analis memproyeksikan bahwa KOSPI, yang kehilangan 314 poin bulan lalu, kemunginan akan pulih kembali, yang memicu pembelian yang kuat. Namun masih perlu untuk menyusun langkah-langkah untuk menstabilkan pasar, karena faktor-faktor yang tidak menguntungkan dapat meningkatkan ketidakpastian.