Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Istri Jenderal yang Bijaksana

2018-11-28

© KOREA TOURISM ORGANIZATION

Pada zaman Kerajaan Goguryeo hiduplah seorang jenderal bernama Wanggeon.


Suatu hari jenderal itu melewati daerah Naju untuk menduduki daerah Yeongam di kerajaan sebelah yang bernama Baekje. 


Dalam perjalanannya ia merasa sangat haus sehingga meminta air kepada seorang gadis yang sedang mengambil air dari sumur di depan desa.


Jenderal : Permisi, bolehkah saya minum air itu? Saya sangat haus.


Gadis : Tentu saja boleh. Silahkan diminum.


Gadis itu memberikan segayung air dengan malu-malu. 


Sang jenderal yang kehausan berniat menghabiskan air itu dengan cepat, namun ia terkejut karena melihat selembar daun yang mengapung di dalam gayung air itu. Ia pun meminumnya perlahan-lahan.


Setelah menghabiskan air itu, sang jenderal bertanya kepada gadis.


Jenderal : Mengapa Anda memasukkan daun ke gayung air ini?


Gadis menjawab dengan malu-malu.


Gadis : Begini, Jenderal, saya sengaja meletakkan daun itu dalam gayung agar Jenderal tidak merasa nyeri karena meminumnya terlalu terburu-buru. Sebenarnya, saya tadi melihat jenderal memacu kuda dengan cepat. 


Sang jenderal kagum atas kebijaksanaan gadis itu. Sang jenderal kemudian memperistri gadis itu. 


Tidak hanya bijaksana, gadis itu ternyata sangat pintar dalam bidang strategi dan geografi karena pernah belajar bersama ayahnya. 


Sang jenderal selalu membawa sebuah pedang bernama Yongcheongeum saat pergi berperang. Pedang itu adalah pedang pemberian raja. 


Suatu hari, saat peperangan semakin sulit, sang jenderal marah-marah karena pedang Yongcheongeum tidak tajam lagi. 


Jenderal : Kenapa pedang ini tidak setajam dulu lagi? Jika tidak tajam bagaimana aku bisa menang dalam perang ini?


Melihat suaminya yang risau, sang istri kemudian pergi ke sebuah bukit di dekat rumahnya. Di sana, dia berdoa untuk kemenangan suaminya dalam peperangan.


Istri : Semoga suamiku dapat menang dalam perang. Berikanlah keajaiban padanya dan jagalah dia selalu.


Saat berdoa, tiba-tiba istri jenderal itu mendengar suara asing.


Tuhan : Lihatlah ke bawah kakimu.


Dia membuka matanya lalu melihat ke arah kakinya. Dia melihat batu asah dan menyimpannya.


Saat malam hari, suaminya pulang dan kembali menyalahkan pedangnya. 


Istri : Tenanglah suamiku. Tuhan telah mengirimkan pertolongan kepadamu.


Setelah suaminya tertidur pulas, si istri membawa keluar pedang dan mengasahnya dengan batu yang ia temukan. 


Keesokan harinya, sang jenderal pulang dengan gembira.


Jenderal : Istriku, aku menang dalam perang tadi. Pedangku menjadi tajam dan sangat membantuku dalam mengatasi musuh. Raja juga memuji kemenanganku.


Sang suami pun menyampaikan rasa terima kasih kepada istrinya. 


Si istri memperlihatkan batu asah untuk menajamkan pedang suaminya dan menceritakan apa yang dia alami sewaktu berdoa di atas bukit.


Jenderal : Benarkah? Berarti dewa telah menolongku. Terima kasih kepada dewa dan terima kasih istriku.


Cerita batu ajaib itu kemudian tersebar. Masyarakat dan para tentara kemudian menggunakan batu itu untuk menajamkan pedang mereka.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >