Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Satelit Korea Selatan Chollian-2A Berhasil Diluncurkan

2018-12-05

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Satelit Chollian-2A merupakan satelit geostasioner pertama yang dikembangkan Korea Selatan menggunakan teknologi buatan dalam negeri. Satelit geostasioner adalah satelit yang seolah tidak bergerak jika dilihat dari bumi. Satelit itu bergerak sama dengan kecepatan rotasi bumi, sehingga tetap berada di satu posisi udara.


Satelit geostasioner dibuat dengan teknologi tertinggi karena harus menjaga posisi yang sama antara daya sentrifugal dan daya tarik bumi. Selain itu, satelit juga harus selalu mengarahkan antenanya ke bumi dan menjaga kestabilan pada kontrol posisi dan bentuknya. Melihat tingkat kesulitan tersebut, saat ini hanya ada tujuh negara yang mampu mengembangkan satelit geostasioner, yaitu AS, Uni Eropa, Jepang, India, China, Rusia dan Israel.


Pemerintah Korea Selatan mengembangkan Cheollian-2A sejak tahun 2011 untuk memantau kondisi cuaca. Satelit tersebut memiliki tugas dari satelit Chollian-1 untuk memantau kondisi cuaca sekitar Semenanjung Korea selama sepuluh tahun ke depan. Satelit Choliian-2A bermanfaat untuk memantau kondisi cuaca secara lebih akurat dan cepat, termasuk menganalisa jalur pergerakan topan dan curah hujan yang turun secara regional. Selain itu, informasi pemantauan kondisi antariksa juga dapat diterima melalui satelit ini.


Meskipun satelit itu berhasil diluncurkan, namun keberhasilan peluncuran baru dapat diketahui dalam waktu tujuh bulan ke depan. Dua minggu ke depan, satelit itu akan memasuki orbit ketinggian yang ditargetkan yaitu 36 ribu km di atas bumi. Jika satelit berhasil diuji coba di orbit itu selama enam bulan, sistem satelit itu dapat dikatakan beroperasi dengan normal. Setelah itu, Chollian-2A juga akan melayani data meteorologi mulai bulan Juli tahun 2019.


Chollian-2A akan menjadi platform pembuatan satelit komunikasi lainnya. Saat ini Korea Selatan memiliki tugas lain untuk mengembangkan roket besar yang dapat meluncurkan satelit berbobot 3,5 ton ke orbit luar angkasa. Institut Riset Luar Angkasa Korea (KARI) berencana untuk mengembangkan roket peluncuran besar berdasarkan model roket peluncur Nuri.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >