© WEHOME

Wehome adalah komunitas berbagi akomodasi baru untuk mementingkan tamu dan pemilik rumah. Mereka menghapus komisi serta malah memberikan insentif atas penggunaan platform. Hal tersebut dimungkinkan karena ada teknologi blockchain yang dapat menyediakan lingkungan transaksi uang yang terasa aman. Karena tidak ada komisi, pemilik fasilitas akomodasi dapat menyediakan layanan dengan lebih murah. Hal itu menjadi dasar untuk bersaing dengan layanan berbagi akomodasi terutama 'Airbnb'.

© WEHOME

Ketua Jo San-ku yang masuk perusahaan telekomunikasi KT pergi ke AS untuk mengikuti program S3. Dia membuka usaha di Silicon Valley dan menerima dana investasi senilai 5 juta dolar Amerika. Setelah kembali ke Korea Selatan, Jo menangani bisnis internet di perusahaan KT dan LG Uplus, namun pada tahun 2012 lalu, dia melakukan tantangan baru, yaitu pendirian platform berbagi akomodasi gaya Korea, 'KOZAZA'. Dia memulai layanan berbagi akomodasi rumah Hanok setahun sebelum layanan Airbnb masuk ke Korea Selatan pada tahun 2013. Ketua Jo San-ku memilih rumah Hanok sebagai 'Hanok Stay'. Berdasarkan pengalaman pengelolaan KOZAZA, Ketua Jo San-ku meluncurkan layanan berbagi akomodasi yang lebih berkembang 'Wehome'. 

Proyek Seoul Metro Stay yang diselenggarakan oleh Wehome adalah layanan yang menggabungkan akomodasi yang dekat dari stasiun kereta bawah tanah, tiket kereta bawah tanah, informasi wisata, layanan kemudahan perjalanan, dll kepada wisatawan asing. Jika proyek itu berhasil dengan sukses, infrastruktur yang terasa nyaman, ekonomis, dan paling tenar bisa tersedia di Seoul. Hal tersebut dapat mempercepat datangnya era 'sharing economy'.

Memang, teknologi blockchain terasa asing bagi masyarakat Korea. Namun, Wehome yang membuka era 'sharing economy' melalui gabungan antara pariwisata dan teknologi baru yang memimpin revolusi industri keempat pasti menjadi subyek utama dalam inovasi.