© Rodong Sinmun

Korea Utara telah meningkatkan upayanya untuk mencegah masuknya wabah virus corona jenis baru ke negara itu. Hingga tanggal 2 Februari lalu, Pyongyang secara resmi mengatakan tidak ada penemuan kasus positif terinfeksi virus corona jenis baru di negara tersebut. Korea Utara telah menutup perbatasannya dan menghalangi turis asing memasuki negara itu. Kemudian negara itu mengumumkan sistem darurat nasional untuk menanggulangi wabah virus tersebut dan memutuskan untuk membuat semua orang asing yang tiba di Korea Utara melalui China dikarantina selama satu bulan. 

Lebih dari 300 ribu-an turis China telah mengunjungi Korea Utara pada tahun lalu. Pemerintah Beijing telah mendorong warga negaranya untuk melakukan perjalanan ke Korea Utara dalam sebuah langkah nyata untuk memberikan bantuan kepada sekutunya lewat bidang pariwisata yang tidak dikenakan sanksi Dewan Keamanan PBB. Tetapi sekarang, Korea Utara yang berbatasan langsung dengan China berada dalam situasi yang sulit, karena telah membatasi warga China untuk memasuki negara itu, serta perdagangan dengan China.

Jika Korea Utara gagal menerima bantuan ekonomi dari China dan perdagangan bilateral ditangguhkan, maka negara itu bisa menghadapi krisis ekonomi yang besar. Penyebaran virus corona jenis baru juga dapat mendorong ekonomi Korea Utara untuk semakin jatuh terperosok. 

Jika penyebaran virus corona jenis baru tidak ditangani dengan cepat, maka Korea Utara mungkin akan menghadapi krisis yang serius. Dengan demikian, Korea Utara merasa semakin memerlukan keringanan sanksi internasional. Mengingat hal itu, kasus virus corona jenis baru ini dapat memengaruhi kebijakan luar negeri Korea Utara. Penyebaran virus corona jenis baru ini muncul sebagai faktor baru yang dapat memengaruhi diplomasi di sekitar Semenanjung Korea.