Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Jeong Kwon-jin

#Citra Musik Korea l 2013-02-20

Citra Musik Korea

Jeong Kwon-jin
Pada akhir masa Dinasti Joseon, ada seorang penyanyi yang paling disukai oleh Heungseon Daewongun , ayah dari Raja Gojong. Dia bernama Park Yu-jeon dan nyanyiannya disebut Gangsanje, karena dipuji oleh Heungseon Daewongun dengan ungkapaan Gangsanjeil yang bermakna terunggul di dunia. Nyanyian itu disebut juga sebagai Seopyeonje, karena berasal dari bagian barat di daerah Jeollah. Park Yu-jeon pergi ke daerah Naju dan melatih seorang penyanyi lain bernama Jeong Jae-geun setelah kekuasaan Heungseon Daewongun dijatuhkan. Jeong Jea-geun pergi ke Seoul bersama dengan keponakannya bernama Jeong Eung-min, lalu melanjutkan pelajaran tentang nyanyian. Setelah Jepang menjajah Korea, Jeong Eung-min menetap di Seoul sendiri untuk melanjutkan studinya. Setelah pulang ke kampung, dia sempat menjumpai penyanyi kawakan Kim Chan-eop yang sudah terkenal dengan nyanyian Dongpyeonje dari bagian timur di daerah Jeolla. Dia belajar nyanyian itu juga, lalu mengajari murid-murid di daerah Boseong, Provinsi Jeolla Selatan. Dia menciptakan juga nyanyian baru dengan menggabungkan nyanyian Seopyeonje dan Dongpyeonje. Kini, nyanyian itu disebut Boseong Sori atau Nyanyian Boseong.
Penyanyi kawakan Jeong Eung-min pada awalnya tidak mengizinkan anaknya belajar Pansori, padahal dia mengajari murid-muridnya. Dia tidak menginginkan anaknya menjalani kehidupan sulit, karena harus menciptakan musik baru dengan upaya sendiri. Namun demikian, anaknya sudah dikaruniakan bakatnya dan juga biasa mendengar nyanyian sejak masih kecil, sehingga tidak mudah jauh dari kegiatan bernyanyi. Pada usia 15 tahun, dia pergi ke Busan untuk mencari Park Ki-chae, salah seorang murid dari ayahnya, dan belajar Pansori pada malam hari, sementara bekerja sebagai penjahit pada siang harinya. Semangatnya terhadap Pansori tidak berkurang, bahkan dia pergi ke kuil Goseongsa, di Gangjin untuk memperdalam Pansorinya setelah dia baru menikah. Namun sayangnya, dia terpaksa meninggalkan kuil dan kembali ke keluarganya, karena Perang Korea telah terjadi. Ketika bekerja sebagai kepala polisi di daerah Yeongam, dia menyiarkan acara menyanyikan lagu-lagu rakyat untuk mendorong para pejuang komunis yang bersembunyi di pegunungan untuk menyerah. Pada saat berusia 30-an tahun, dia berhenti bekerja sebagai polisi, lalu menjalani karir sebagai penyanyi Sori dengan mengelilingi daerah. Setelah Rombongan Changgeuk Nasional didirikan pada tahun 1961, dia bergiat sebagai anggotanya, sementra mengajar di Sekolah Seni Gugak. Penyanyi Jeong Kwon-jin mengaku bahwa saat itulah baru nyanyian khasnya sendiri dihasilkan.
Penyanyi kawakan Jeong Kwon-jin sudah ditentukan sebagai aset budaya penting non-bendawi No. 5 untuk menguasai Pansori Shimcheongga pada tahun 1970. Dia mengajar di Sekolah Seni Gugak sampai tahun 1982 dan diundang sebagai dosen di jurusan Musik Tradisional di Universitas Nasional Jeonnam. Tidak lama kemudian, dia meninggal dunia akibat penyakit akut yang dideritanya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >