Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Kim Il-koo

#Citra Musik Korea l 2013-03-06

Citra Musik Korea

Kim Il-koo
Pada umumnya, orang-orang sering berpikir seorang badut sebagai penghibur lucu yang dapat ditemukan di sirkus. Namun di Korea, seorang badut yang disebut Gwangdae dianggap sebagai penghibur profesional yang memiliki keahlian dalam bidang akrobat, Pansori, sandiwara topeng, dan pertunjukan boneka. Sekitar 150 tahun silam, seorang ahli Pansori bernama Shin Jae-hyo mengatakan empat syarat untuk menjadi badut, yaitu figur, ketrampilan narasi, bakat musik dan kemampuan akting. Keempat syarat yang dikatakannya berfokus pada badut Pansori, tapi seharusnya badut di bidang lain pun memperhatikannya. Panyanyi kawakan Kim Il-koo yang merupakan pemegang seni Pansori 'Jeokbyeokga' adalah seorang badut yang memiliki keempat syarat tersebut.
Penyanyi kawakan Kim Il-koo lahir di Hwasun, Provinsi Jeolla Selatan pada tahun 1940. Ayahnya adalah penyanyi kawakan Kim Dong-mun yang terkenal dengan nyanyian 'Seopyeonjea Chunhyangga'. Sebab itu, dia mulai belajar Pansori pada usia dibawah 10 tahun. Kemudian, dia pindah ke Gwangju dan mulai mempelajari Pansori dengan sungguh-sungguh dibawah bimbingan penyanyi Kong Dae-il. Kim digembar-gemborkan sebagai penyanyi berbakat Pansori anak, tapi pita suaranya terluka pada masa puberitasnya. Daripada putus asa dan menyerahkan diri, dia memutuskan untuk menelusuri jalan berbeda. Dia pergi ke Mokpo dan bertemu dengan penyanyi kawakan Jang Woljungseon, seorang seniman serba pintar di bidang musik dan tari, termasuk Pansori, Geomungo, Gayageum, Tari, serta musik dan tari Buddha ritual. Ketika Jang Woljungseon bergiat sebagai pengiring musik di sebuah rombongan opera tradisional, dia membuat musik permainan 'Sanjo Ajaeng' untuk alat musik gesek Ajaeng bersama dengan pemain Ajaeng, Han Il-seob. Lalu, sebagian melodi itu diturunkan kepada Kim Il-koo. Karena Sanjo berdasarkan musik Pansori, Kim Il-koo mudah mempelajarinya dan bahkan menambah melodinya sendiri pada melodi dari gurunya. Kemudian itu dia meminta kepada Won Ok-hwa untuk menjadi guru, lalu menguasai permaina Gayageum Sanjo. Setelah mempelajari Gayageum Sanjo, Kim Il-koo pindah ke Seoul dan bekerja sebagai pengiring opera tradisional di Teater Nasional Korea. Namun, dia lebih ingin menyanyi Pansori daripada memainkan alat musik. Sebab itu, dia mulai mempelajari Pansori lagi dan akhirnya, memenangkan Penghargaan Presiden dalam Kompetisi Jeonju Daesaseup.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >