Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Punggu / Sanaji Taryeong / Jajinari

#Citra Musik Korea l 2023-12-08

Citra Musik Korea

Punggu / Sanaji Taryeong / Jajinari
Punggu
Punggu (풍구) adalah alat tradisional untuk menghasilkan angin yang dahulu digunakan untuk membantu menyalakan api dengan kayu bakar. Saat masyarakat desa masih menggunakan tungku untuk memasak, alat ini sangat berguna untuk menjaga api tetap menyala. Para pandai besi yang menggunakan api dengan suhu tinggi untuk melepuhkan besi juga menggunakan alat ini. Selain itu, punggu juga jadi alat wajib yang harus dimiliki petani untuk mengolah hasil panennya. Setelah panen, padi dan biji-bijian harus diproses lagi untuk bisa diolah menjadi makanan. Biji-bijian yang dipanen itu biasanya penuh dengan sekam atau kotoran lain. Dan untuk membersihkannya, para petani biasa menggunakan alat ini. Tiupan angin kuat yang dihasilkan alat ini dapat memisahkan sekam dan kotoran lain dari bijinya hingga bersih. Lagu dengan judul yang sama dengan nama alat ini, Punggu, merupakan salah satu lagu dalam Punggu Tareyeong. Lagu ini termasuk lagu rakyat atau minyo yang berasal dari wilayah barat. 

Sanaji Taryeong 
Salah satu lagu tradisional Korea yang sudah sangat terkenal adalah Arirang. Sebenarnya di Korea ada banyak sekali versi dari lagu Arirang di masing-masing daerah. Salah satu versi arirang yang sangat berbeda adalah Arirang dari wilayah Jindo. Liriknya lebih ceria dan melodinya lebih sederhana dari lagu Arirang dari daerah lain. Jindo Arirang diaransemen oleh Park Jongki, pencipta daegeum free style solo pertama di Korea. Lagu ini terinspirasi dari lagu Sanaji Taryeong (산아지타령), tetapi di daerah dekat Gunung Jirisan dan Sungai Seomjingang dikenal dengan judul berbeda, Nonmaegi Sori. Kata Nonmaegi Sori berarti nyanyian lagu menyiangi sawah. Lagu ini sering kali dinyanyikan para petani saat bekerja mengolah tanah pertanian mereka dengan cangkul kecil. Karena wilayah Jindo berada di wilayah barat Korea yang tanahnya basah dan berlumpur, orang-orang sulit menggunakan cangkul. Para petani di sana lebih sering menggunakan tangan untuk mencabuti rumput liar. Oleh karena itu, orang-orang di wilayah barat lebih sering menyanyikan lagu Sanaji Taryeong ini saat mereka bekumpul dan bersenang-senang bersama daripada saat bekerja. 

Jajinari
Daerah Jindo di Provinsi Jeolla Selatan dikenal luas sebagai tempat yang melahirkan banyak penyanyi terkenal di Korea Selatan. Sedangkan di Korea Utara, tempat yang juga terkenal sebagai kampung halamannya para penyanyi top adalah daerah Yonggang di Provinsi Pyongannam-do. Yonggang memang telah banyak melahirkan penyanyi terkenal, tetapi tempat ini juga menjadi tempat lahirnya lagu-lagu rakyat atau minyo yang terkenal, seperti Ginari (긴아리) dan Jajinari (자진아리). Kedua lagu ini sering kali dinyanyikan saat orang-orang berkumpul, entah saat bekerja maupun saat bersenang-senang bersama. Saat melakukan pekerjaan yang melelahkan dan butuh banyak energi seperti saat kerja di sawah, menyiangi ladang, menarik gerobak, ataupun saat mengumpulkan kerang di tepi laut, orang Korea suka sekali menyanyikan lagu ini. Liriknya mengisahkan seorang laki-laki bodoh yang mengikuti kekasihnya yang telah menikah dengan orang lain. Dia tidak terima dan mempertanyakan hati kekasihnya, bagaimana bisa dia menikah dengan orang lain. Tetapi mantan kekasihnya itu malah menyuruh laki-laki itu untuk mengikutinya ke rumah suaminya untuk bekerja sebagai pelayan di sana.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >