Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Kumpulan Isu

Ekonomi Korea Berdasarkan Prediksi Badan Kebijakan Anggaran Parlemen Korsel

2020-10-03

Warta Berita

ⓒYONHAP News

Badan Kebijakan Anggaran Parlemen Korea Selatan memprediksi bahwa ekonomi Korea Selatan akan merosot tahun ini, lalu mulai pulih di tahun depan kemudian meningkat sekitar 3 persen pada tahun 2022 mendatang. Ini disampaikan dalam dalam laporan ‘prediksi ekonomi 2021 dan 2022’ Badan Kebijakan Anggaran Parlemen Korea Selatan.


Laporan ini juga menyatakan akan ada peningkatan produk domestik bruto Korea Selatan sebesar 2,3 persen di tahun 2021 lalu mencapai 2,8 persen di tahun 2022, lalu mulai alami perlambatan seusainya.


Potensi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan selama lima tahun mendatang yakni tahun 2020-2024 diprediksi mencapai 2,0 persen, turun 0,6 persen poin dibandingkan lima tahun sebelumnya.


Konsumsi pemerintah dan investasi fasilitas juga akan meningkat sedangkan konsumsi swasta dan investasi konstruksi akan menurun.


Menurut laporan tersebut, sangat diperlukan perluasan investasi untuk memenuhi potensi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan.


Angka prediksi dari Badan Kebijakan Anggaran Parlemen ini relatif rendah daripada prediksi lembaga-lembaga yang lain. Angka prediksi yang paling optimis adalah prediksi dari lembaga pemeringkat kredit internasional, Standard and Poor's (S&P), yakni –0,9 persen. S&P dalam laporannya yang dirilis pada tanggal 24 September lalu menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi Korea Selatan dari –1,5 persen ke –0,9 persen untuk tahun ini.


Menurut S&P, meski kasus COVID-19 belum berakhir, tapi kondisi ekonomi terburuk telah berlalu dan ekonomi di wilayah Asia Pasifik diperkirakan akan berangsur pulih, dan akan dimulai dari China walau   kecepatan pemulihan ekonomi masing-masing negara akan berbeda.


Prediksi S&P ini sangat optimis dibandingkan prediksi lembaga lain dari dalam maupun luar negeri. Bank Sentral Korea (BOK) memprediksi pertumbuhan ekonomi –1,3 persen, Institut Pengembangan Nasional Korea memperkirakan –1,1 persen, dan OECD memprediksi –1 persen.


Sedangkan IMF pada tanggal 24 September lalu menyebut kemungkinan kenaikan prediksi pertumbuhan ekonomi dunia karena kondisinya kurang serius dibandingkan bulan Juni lalu.


Namun demikian, siapa pun tidak mampu memprediksi perkembangan COVID-19 selanjutnya. Oleh sebab itu, ada juga skenario terburuk, yakni rasio pertumbuhan turun ke –4,5 persen selama satu tahun dari semester kedua 2020 hingga semester pertama 2021.


Terkait hal ini, Bank Sentral Korea mengatakan kemungkinan skenario itu terwujud hanya lima persen saja, tapi tidak menolak kemungkinan itu akan semakin besar ke depannya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >