Dua catatan penting dalam sejarah Korea telah diakui sebagai warisan catatan budaya dunia oleh UNESCO. Satu diantaranya adalah catatan-catatan ‘Gerakan Demokratisasi Gwangju 18 Mei’. Satu lainya adalah Ilseongnok, yaitu catatan yang menyusun cerita harian kerajaan pada zaman dinasti Joseon.
Pengakuan tersebut dilakukan oleh IAC-Komite Penasehat Internasional atau International Advisory Committee dalam pertemuan ke-10 di Menchester, Inggris pada tgl. 23. Mei lalu.
Penentuan warisan catatan budaya dunia itu bertujuan melestarikan dan menggunakan catatan yang bernilai atau dokumen-dokumen kuno dari seluruh dunia. Warisan catatan dunia diakui oleh Sekretariat UNESCO melalui proses sidang dan rekomendasi dari IAC dua tahun sekali sejak tahun 1997. Jika diakui sebagai warisan catatan dunia, diberikan pula tunjangan dan bantuan teknis untuk melestarikan dan mengelolahnya.
Mendalami hal-hal mengenai Gerakan Demokrasi Gwangju 18 Mei dan Ilseongnok
Gerakan Demokrasi Gwangju 18 Mei merupakan pergerakan warga penduduk kota Gwangju untuk melawan penindasan keras oleh pasukan militer pada bulan Mei tahun 1980. Dalam kejadian tersebut, sejumlah 5.000 orang dinyatakan hilang atau terluka dan 154 orang di antaranya telah meninggal dunia. Pada saat itu, kejadian tersebut dilakukan secara ilegal, tetapi kontribusi pergerakan itu sangatlah besar sehingga diakui secara resmi oleh pemerintah.
Isi catatan ‘Gerakan Demokrasi 15 Mei’ meliputi berbagai catatan mulai dari sumber kejadian, pernyataan warga kota, foto, video, film, catatan perawatan rumah sakit untuk para korban, bahan-bahan majelis, bahan-bahan tentang kompensasi negara, hingga dokumen AS yang bersifat umum. Catatan-catatan tersebut memperlihatkan arus proses demoratisasi Gwangju tersebut dan ada pun buku catatan para wartawan yang telah memberitakan kejadian tersebut pada saat itu.
Ilseongnok merupakan buku sejarah yang mendokumentasikan hal-hal berhubungan dengan pengaturan negeri pada umumnya dalam dinasti Joseon dan dikenal sebagai harta negara No. 153. Buku ini sedang disimpan di lembaga Kyujanggak yaitu lembaga perpustakaan istana dan buku ini menjadi kajian bagi lembaga pendidikan lainnya.
Hingga dewasa ini, Korea Selatan memiliki 9 warisan catatan budaya dunia termasuk Ilseongnok dan catatan Gerakan Demokrasi Gwangju 18 Mei. Informasi lanjut megenai warisan catatan dunia Korea Selatan dapat diperoleh lewat CHA-Cultural Heritage Administration, www.cha.go.kr