Masyarakat Korea memiliki satu ungkapan yang berbunyi 'pencuri nasi' dan artinya, lauk yang enak sehingga orang yang makan mudah dan cepat menghabiskan nasi. Lauk yang enak dan lezat sering disebutkan dengan ungkapan 'pencuri nasi' itu. Salah satu lauk yang memiliki julukan 'pencuri nasi' adalah 'Geojang' dari kepiting. Banyak orang Korea meanganggap masakan Geojang merupakan salah satu lauk yang paling enak sehingga menyebutnya dengan ungkapan tersebut. Ada 2 jenis Geojang, yaitu Ganjanggeojang dan Yangnyeomgeojang. Ganjanggeojang dibuat dari kepiting dan kecap asin sedangkan Yangnyeomgeojang adalah masakan kepiting dengan bumbu pedas seperti bubuk cabai merah. Kedua masakan memiliki rasa berbeda karena bumbu yang dipakai, tapi rasanya tidak kalah satu sama lainnya. Masakan kepiting yang disebut Geojang sudah dinikmati sejak sebelum abad ke-17 dan dinikmati sepanjang tahun setelah dimasak pada bulan Mei atau Juni di saat ada banyak kepiting yang bertelur. Masakan Geojang yang dimasak dengan saus sederhana itu sangat sesuai dengan nasi putih. Umumnya masyarakat Korea menyantapnya dengan cara mencampurkannya dengan nasi. Beberapa buku kuno yang ditulis pada zaman dinasti Joseon banyak mencatat tentang Gejang, masakan kepiting yang difermentasikan. Menurut buku kuno, Gejang dapat dimasak dengan arak dan tape selain kecap asin supaya tahan lama. Karena harus dimasak dengan kepiting yang masih hidup, masakan ini sebenarnya tidak mudah dimasak oleh ibu-ibu rumah tangga. Sehingga kebanyakan orang suka menyantapnya di restoran walaupun harganya cukup mahal.

Bahan-bahan

1kg kepiting
1 buah cabai hijau dan cabai merah
6 sdm bubuk cabai merah
2 sdm bawang putih dicincang halus
2 sdm arak untuk masak
3 sdm kecap asin
2 sdm terasi cair
1 sdm gula
1 1/2 sdt jahe dicincang halus
sedikit biji wijen