Wakil Perdana Menteri Urusan Perekonomian Korea Selatan Hong Nam-ki menyatakan pemerintah Korea Selatan akan segera menyediakan tindakan penanggulangan untuk mengaktifkan ekspor yang tengah menurun akibat kondisi eksternal.
  
Hong dalam rapat penanggulangan untuk keaktifan ekonomi yang digelar hari Rabu (14/8/19), mengatakan bahwa kondisi ekspor Korea Selatan memburuk baru-baru ini karena turunnya harga barang TI serta semikonduktor dan lemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. Ekspor Korea Selatan untuk semester pertama tahun ini mengalami penurunan sebanyak 8,5% dibandingkan setahun sebelumnya.

Selanjutnya, Hong mengatakan ekspor barang berpotensi seperti kendaraan ramah lingkungan dan kesehatan bio terus meningkat.

Dalam rapat tersebut, Hong juga mendesak Jepang untuk menarik kembali pembatasan ekspornya terhadap Korea Selatan karena dapat menyusutkan perdagangan bilateral.

Sementara itu, pemerintah Korea Selatan berencana melaksanakan proyek fasilitas prasarana umum senilai 16,5 triliun won pada semester kedua 2019. Rincian adalah 5,1 triliun won untuk pembangunan rumah susun, 5,9 triliun won untuk pembangunan jalan, 5,2 triliun won untuk rel kereta api, dan sebagainya.

Dalam langkah yang sama pemerintah akan memperbaiki 26 peraturan demi meminimalkan biaya yang tidak diperlukan dalam menjalani proyek tersebut.

Terkait dengan pembatasan ekspor Jepang, pemerintah memberikan dukungan dana sebanyak 2 miliar won selama tiga tahun untuk perusahaan kecil dan menengah. 

Terakhir, untuk merevitalisasi industri baru, pemerintah hendak mencurahkan investasi sebanyak lebih dari 100 miliar won per tahun.