Para pakar dari dalam maupun luar negeri menghadiri sebuah seminar untuk membahas dan menganalisis demam boyband asal Korea Selatan, yakni 'Fenomena BTS'.  

'BTS Insight Forum' tengah berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 26 Agustus di pusat kota Seoul. Sebanyak 30 peserta dari berbagai bidang seperti linguistik, filsafat, analisis mahadata dan lainnya berupaya menganalisis rahasia ledakan popularitas yang tengah dinikmati oleh grup BTS, yang sebanding dengan Beatles, grup asal Inggris. 

Penulis buku berjudul 'Revolusi Seni BTS' Lee Ji-yong mengatakan bahwa anggota BTS menunjukkan langsung kepada penggemarnya penampilan mereka menangis dan tersenyum. 

Disebutkan bahwa dalam kebanyakan budaya, pria harus menahan diri dari perasaan mereka dan menolak apapun yang tampaknya feminim. Oeh karena itu, hal ini sama sekali berbeda dengan biasanya.

Dia memperjelas bahwa ini adalah bentuk maskulinitas baru, berbeda dengan maskulinitas tradisional yang dilabeli sifat macho. 

Seorang profesor di Universitas Kingston, Inggris menganalisis bahwa BTS menghadirkan maskulinitas baru dan memberikan kebebasan kepada kaum generasi muda Barat. 

Universitas Kingston rencananya akan mengadakan konferensi mengenai BTS, yang akan dihadiri oleh 180 peserta, termasuk ahli dari manca negara pada bulan Januari tahun depan.