Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menyebutkan 'cara perhitungan baru' sambil mengkritik langkah diplomatik mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, John Bolton.
Setelah Bolton mengkritik keras bahwa kebijakan AS terhadap Korea Utara akhirnya gagal pada tanggal 18 September waktu setempat, Presiden Trump mengatakan perlu dicermati kembali betapa buruknya kebijakan terhadap Korea Utara oleh John Bolton di masa lalu dan juga menyebutkan 'cara perhitungan baru'.
'Cara perhitungan baru' tersebut ditafsirkan sebagai kebijakan baru terkait Korea Utara, namun dia tidak menyebutkannya dengan jelas. Korea Utara terus meminta usulan perhitungan baru terkait 'jaminan rezim', 'pencabutan sanksi', dan sebagainya, sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian pada 'cara perhitungan baru' yang disebutkan oleh Trump.
Ada pihak yang memperkirakan bahwa AS membuang 'big deal' antara denuklirisasi dan pencabutan sanksi secara bersamaan. Dari sisi itu, pernyataan Perwakilan Khusus Kebijakan terhadap Korea Utara di Kementerian Luar Negeri AS, Stephen Biegun pada bulan Juni lalu, yang menekankan pendekatan fleksibel antara dua pihak kembali mendapat sorotan.
Situasi tersebut tampaknya menunjukkan bahwa telah tersedia suasana dialog antara Korea Utara dan AS, sehingga banyak pihak yang menaruh perhatian apakah kedua negara akan bertemu di sela Sidang Umum PBB ke-74 di New York pada pekan depan.