Meningkatnya jumlah pasien positif COVID-19 di dalam negeri Korea Selatan menyebabkan bidang usaha pariwisata Korea Selatan mengalami penurunan pesanan sebanyak 80-90 persen pada bulan Februari ini.
Bidang usaha pariwisata mengatakan kondisi ini merupakan yang terburuk, yang serupa dengan krisis moneter pada tahun 1997 lalu.
Sebagian biro wisata utama berusaha untuk mengatasinya dengan mengambil beberapa langkah seperti bekerja tiga hari seminggu dan pemberian cuti dengan gaji bagi para pegawainya. Sedangkan biro wisata kecil yang tidak mampu menangani guncangan ini terpaksa untuk sementara waktu atau selamanya menutup usahanya.
Ditambahkan bahwa kondisi pariwisata Korea Selatan telah melemah akibat aksi boikot Jepang pada tahun lalu kemudian kini diancam dengan dampak COVID-19 sehingga biro wisata kecil dan menengah kemungkinan besar akan mengalami bangkrut.