Empat dari sepuluh usaha kecil menengah (UKM) Korea Selatan ternyata sulit bertahan lebih dari tiga bulan akibat dampak COVID-19.
Federasi Usaha Kecil Menengah Korea Selatan melakukan survei kondisi pengelolaan 400 UKM di seluruh negeri mulai tanggal 17-20 Maret.
Hampir 42 persen UKM menjawab tidak dapat bertahan lebih dari tiga bulan, 70 persen menjawab tidak dapat bertahan lebih dari enam bulan dan 5,2 persen menjawab tidak dapat bertahan lebih dari satu bulan.
Enam dari sepuluh UKM menyatakan mengalami dampak pada pengelolaan usahanya, antara lain usaha manufaktur dan usaha layanan.
Terutama tujuh dari sepuluh usaha eceran, grosir, restoran dan penginapan mengeluhkan kerugian akibat COVID-19.
Bidang usaha tersebut menyerukan pemerintah Korea Selatan untuk menyediakan langkah bantuan UKM seperti penurunan pajak penghasilan dan pajak perusahaan serta peningkatan batas dana bantuan untuk mempertahankan perekrutan termasuk pelonggaran persyaratan terkait.
Mereka juga mengusulkan agar instansi pemerintah meningkatkan rasio pembelian barang dari UKM dan mendukung penjualan produknya melalui homeshopping.