Korea Selatan dan Indonesia pada hari Kamis (24/09/20) mengakhiri negosiasi ulang proyek pesawat jet tempur KF-X di Jakarta, Indonesia.

Kedua negara tidak mengumumkan perihal yang dibahas dalam negosiasi yang berlangsung selama dua hari itu, tetapi kedua pihak sepakat untuk meneruskan perundingan tersebut di kemudian hari.

Dalam negosiasi ulang tersebut, tim perunding dari Korea Selatan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Direktorat Jenderal Administrasi Program Akuisisi Pertahanan, Kang Eun-ho menjawab dan menerangkan hal-hal yang ditanyakan oleh tim perunding Indonesia. 

Negosiasi ulang tersebut diadakan karena pihak Indonesia meminta penurunan pembagian biaya pengembangan bagi Indonesia dan tambahan pengalihan teknologi.

Korea Selatan dan Indonesia melakukan proyek pengembangan jet tempur generasi berikut dengan biaya sebesar 8,7 triliun won untuk tahun 2015-2026.

Indonesia menanamkan modal sebesar 1,7 triliun won, 20 persen dari seluruhnya dan akan menerima alih teknologi serta satu unit contoh pesawat untuk kemudian memproduksi 48 unit pesawat jet tempur di Indonesia.

Namun lantaran kondisi ekonomi negara yang sulit, Indonesia menunda pembayaran biaya sejak semester kedua tahun 2017. Total tundakannya akan mencapai 104 miliar won pada bulan Oktober mendatang.

Indonesia menginginkan penurunan pembagian biaya sebesar 5 persen dan lebih banyak alih teknologi daripada yang telah disepakati dalam kontrak.