Korea Utara dianalisis akan mempertahankan strateginya untuk bertahan dan melemparkan tanggung jawabnya ke Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) dalam hal perbaikan hubungan bilateral antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Badan Riset Majelis Nasional Korea Selatan dalam laporannya tentang Isi dan Implikasi Kongres Partai Buruh Korea Kedelapan menyatakan bahwa keputusan kongres tersebut tidak sesuai dengan sikap pemerintah Korea Selatan yang memercayai kemajuan denuklirisasi Korea Utara selama ini.
Badan itu menganalisis bahwa Korea Utara menyadari bahwa lingkungan eksternal tidak akan berubah untuk saat ini, terlepas dari peluncuran pemerintahan baru AS sehingga berfokus pada perspektif konservatif untuk bertahan hidup.
Badan itu mengklaim bahwa landasan di balik analisis tersebut adalah pernyataan dari Kim Jong-un. Kim menetapkan AS sebagai "musuh utamanya" dan meneruskan penyempurnaan kekuatan nuklirnya termasuk rudal balistik antarbenua (
intercontinental ballistic missile, ICBM) yang dapat menjangkau AS.
Selain itu, Kim Jong-un menekankan bahwa hubungan antar-Korea akan kembali ke kondisi sebelum Deklarasi Panmunjeom dan meminta pengimporan senjata canggih dan penghentian latihan militer gabungan antara Korea Selatan dan AS sebagai syarat untuk perbaikan hubungan antar-Korea.
Badan itu juga menganalisis bahwa Kim Jong-un mengisyaratkan kemungkinan perbaikan hubungan dengan AS dengan menekankan asas "mata ganti mata, gigi ganti gigi".