Presiden Amerika Serikat Joe Biden menekankan kembali posisinya untuk mendorong diplomasi yang serius dan berkelanjutan dengan Korea Utara.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam pidato pertama Biden di Sidang Umum PBB yang berlangsung di New York, Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa (21/09) waktu setempat.
Biden tidak menyinggung perihal peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini, dan mengatakan dirinya akan mendorong kemajuan nyata akan janji-janji dan rencana yang dapat terlaksana untuk meningkatkan kehidupan rakyat Korea Utara.
Di tengah meningkatnya perseteruan dengan China, Biden tidak menyebut China secara terang-terangan dalam pidatoya, namun dia mengungkapkan bahwa fokus AS kini berada di kawasan Indo-Pasifik, melalui kemitraan dan aliansi yang semakin diperkuat.
Dia juga mengatakan AS menghindari perang dingin baru atau dunia internasional yang terpecah. Namun, AS akan berperang melawan negara kuat yang hendak mendominasi negara-negara lemah.
Adapun, Presiden China Xi Jinping dalam pidatonya di Sidang Umum PBB juga tidak menyebut AS, namun secara tidak langsung mengkritik AS dengan mengatakan bahwa demokrasi bukanlah milik eksklusif negara tertentu.
Dia mengatakan bahwa upaya untuk mengubah negara lain menjadi negara demokrasi dengan intervensi militer hanya akan memicu kerugian, sebagaimana yang terlihat dalam 20 tahun perang yang dilakukan AS di Afganistan.
Dalam pidato di Sidang Umum PBB, para pemimpin AS dan China menyampaikan niat mereka untuk menghindari kemungkinan konfrontasi besar, seperti konflik militer. Dinilai bahwa niat kedua negara adalah menyatukan negara-negara tetangga untuk saling menahan satu sama lain.