Dana Moneter Internasional (IMF) menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Korea Selatan untuk tahun ini menjadi tiga persen dengan alasan penyebaran varian Omicron dan penurunan tingkat pertumbuhan mitra dagang utama Seoul sebagai faktor lainnya.
Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan mengatakan bahwa dalam revisi prospek pertumbuhan ekonomi global yang dirilis pada hari Selasa (25/01), IMF memproyeksikan ekonomi terbesar keempat di Asia itu akan mengalami pertumbuhan tiga persen pada 2022, turun nol koma tiga persen poin dari perkiraan sebelumnya pada Oktober.
Prospek terbaru IMF tersebut sepersepuluh persen poin lebih rendah dari proyeksi pemerintah Korea Selatan, tetapi sama dengan perkiraan dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Bank Sentral Korea, dan bank-bank investasi besar.
Melihat revisi penurunan perkiraan untuk Korea Selatan tersebut dinilai moderat dibandingkan dengan penurunan satu koma dua persen poin dan nol koma delapan persen poin masing-masing untuk AS dan China, pihak kementerian mengaitkan hal tersebut dengan neraca berjalan dan tingkat konsumsi Korea Selatan yang kuat dan kebijakan fiskal ekspansif pemerintah.
Sementara itu, IMF menaikkan prospek pertumbuhan Korea Selatan untuk tahun depan menjadi dua koma sembilan persen, naik nol koma satu persen poin dari perkiraan yang dikeluarkan di Oktober.