Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang akan digelar pada pekan depan.
Mengenai undangan untuk Korea Selatan yang bukan anggota NATO dalam KTT tersebut, pihak Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa Korea Selatan adalah negara sekutu yang penting dan diperlukan kerja sama untuk menghadapi tantangan bersama, termasuk tantangan yang ditimbulkan oleh China.
Sekutu AS di kawasan Indo-Pasifik, termasuk Korea Selatan, dan negara-negara NATO, serta negara-negara sekutu AS di Eropa, memiliki tujuan yang sama, yaitu ketertiban internasional berdasarkan aturan.
AS mengatakan bahwa ketertiban sedang dirusak, dan menyebut invasi Rusia ke Ukraina serta China merupakan tantangan bersama yang harus dihadapi.
Kementerian Luar Negeri AS menyebut tantangan dari China serta tantangan dunia maya dan teknologi baru adalah tantangan yang saat ini dihadapi oleh semua negara.
Kementerian itu juga menegaskan bahwa jika ketertiban berdasarkan aturan tersebut terancam, maka semua negara di Eropa dan Indo-Pasifik harus bersama-sama menangani hal tersebut.
AS berharap dapat berdiskusi dengan negara-negara sekutunya di wilayah Indo Pasifik dalam KTT NATO mendatang.
Kehadiran Presiden Korea Selatan dalam KTT NATO ini akan menjadi yang pertama kali.
Kantor Kepresidenan Korea Selatan menginformasikan bahwa Presiden Yoon akan mengadakan pertemuan bilateral dengan pemimpin dari 10 negara di sela-sela KTT NATO dan terdapat kemungkinan penyelenggaraan KTT antara Korea Selatan, AS, dan Jepang.
Pihaknya juga menyatakan bahwa kehadiran Korea Selatan di KTT NATO bukanlah kebijakan anti-China ataupun anti-Rusia.