Korea Utara menembakkan rudal balistik pada Kamis (29/09), setelah sebelumnya melakukan peluncuran pada Rabu (28/09), namun tidak terdapat laporan mengenai hal tersebut di media resmi Korea Utara.

Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA), Stasiun Penyiaran Pusat Korea Utara (KCBS), maupun harian Rodong Shinmun, tidak melaporkan peluncuran rudal balistik jarak pendek pada hari Kamis kemarin. 

Sebelumnya, Korea Utara sering kali mempublikasikan berita dan foto terkait peluncuran rudal sehari setelah peluncuran. Namun sejak bulan Mei lalu, Korea Utara tidak memberitakan peluncuran serupa.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan bahwa peluncuran rudal balistik secara beruntun adalah provokasi signifikan yang mengganggu perdamaian dan keselamatan dunia internasional, serta melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Ditambahkan pula, Korea Utara harus memilih kerja sama dan dialog bukan provokasi, serta menerima tawaran 'inisiatif berani' yang diusulkan Korea Selatan untuk mewujudkan denuklirisasi, perdamaian, dan kemakmuran di Semenanjung Korea. 

Sehubungan dengan pernyataan Dewan Keamanan Nasional (NSC) untuk memperketat sanksi terhadap Korea Utara, Kementerian Unifikasi menjelaskan bahwa Korea Utara terus melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan melakukan peluncuran rudal balistik sebanyak tiga kali dalam lima hari terakhir, sehingga langkah itu diambil untuk menghadapi provokasi Korea Utara dan mencegah aksi tambahan.