Pengunduran diri massal para profesor fakultas kedokteran di Korea Selatan yang dimulai pada pekan ini, dikhawatirkan akan memperburuk layanan medis di dalam negeri, meskipun terdapat proposal pemerintah untuk terlibat dalam dialog dengan para dokter. 

Asosiasi Profesor Sekolah Kedokteran Nasional mencatat bahwa sekitar seratus profesor kedokteran di seluruh negeri telah mulai mengajukan surat pengunduran diri pada hari Senin (25/03). Menurutnya, profesor di sebagian besar dari 40 sekolah kedokteran telah mulai mengajukan pengunduran diri atau memutuskan untuk mengundurkan diri secara massal.  

Asosiasi tersebut mengatakan pada hari Senin ini bahwa mereka telah menyampaikan posisinya dalam pertemuan dengan ketua sementara Partai Kekuatan Rakyat (PPP), Han Dong-hoon pada hari Minggu (24/03) kemarin.

Para profesor medis sekali lagi mendesak pemerintah untuk membatalkan rencananya yang akan menambah kuota penerimaan mahasiswa baru fakultas kedokteran, dengan meminta pemerintah untuk harus melakukan kajian ulang atas rencana tersebut.  

Pemerintah telah menyampaikan rencananya untuk menangguhkan lisensi terhadap para dokter magang yang ikut melakukan aksi mogok kerja kolektif dan bersedia untuk berdialog dengan para dokter. 

Meski demikian, para profesor mulai mengajukan pengunduran diri sesuai dengan yang dijadwalkan, karena mereka berpendapat bahwa pembatalan rencana penambahan kuota masuk kedokteran sebanyak 2.000 mahasiswa per tahun sebagai syarat untuk berdialog. 

Terlepas dari pertemuan dengan Han, asosiasi juga mengatakan bahwa profesor kedokteran akan mengajukan pengunduran diri dan akan mengurangi jam kerja mingguan menjadi 52 jam sesuai jadwal mulai Senin ini.