Sengketa antara Korea Selatan dan Jepang untuk nama "Laut Timur" dan "Laut Jepang" diperkirakan akan berakhir dengan pelabelan angka dalam sidang umum Organisasi Hidrografi Internasional (International Hydrographic Organization, IHO) pada November mendatang.

IHO telah mengusulkan cara untuk memberi nama laut tersebut dengan angka, bukan nama tertentu. 

Jika revisi ini akan disahkan oleh IHO, maka Jepang akan sulit untuk terus bersikeras menggunakan nama "Laut Jepang".

Menurut Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan IHO pada hari Senin (21/09/20), sekretaris jenderal IHO akan menyampaikan hasil perundingan yang tidak resmi untuk merevisi "S-23", standar IHO untuk peta laut internasional tentang batas laut dan samudera, dalam sidang umum yang akan diadakan secara virtual pada tanggal 16 November. 

Peta laut S-23 yang diterbitkan IHO menuliskan Laut Timur dengan nama "Laut Jepang" secara tunggal dari terbitan pertama tahun 1929 hingga terbitan ketiga pada tahun 1953. 

Sejak tahun 1997, pemerintah Korea Selatan menyerukan IHO untuk pelabelan nama "Laut Timur" dan "Laut Jepang" secara bersamaan.