Harga cemilan populer dari Korea Selatan, Choco Pie, akan mengalami kenaikan lebih dari 12 persen mulai Kamis (15/09) menjadi 450 won per bungkus dari 400 won saat ini. 

Meskipun harga cemilan tersebut tidak pernah berubah selama sembilan tahun terakhir sejak 2013, namun kini tidak mampu menghindari beban biaya yang terus naik akibat inflasi yang tinggi. 

Dengan demikian, satu kotak berisi 12 buah Choco Pie akan dijual seharga lebih dari lima ribu won di minimarket. 

Gandum dan minyak sawit impor merupakan bahan baku utama untuk membuat Choco Pie, tetapi harga kedua bahan itu telah meningkat secara signifikan pada tahun ini, naik masing-masing 30 persen dan 70 persen dibandingkan setahun lalu. 

Harga mi instan Korea, atau ramyun, yang juga menggunakan bahan baku serupa pun akan naik sekitar 10 persen mulai pertengahan September ini. 

Meskipun perusahaan-perusahaan produsen makanan lokal telah memasok bahan baku makanan beberapa bulan sebelumnya, namun kenaikan biaya perlahan tercermin dari waktu ke waktu. 

Harga impor biji-bijian utama diperkirakan akan turun pada kuartal keempat tahun ini untuk pertama kalinya dalam tujuh kuartal terakhir, namun masalahnya adalah nilai tukar mata uang won terhadap dolar AS terus melemah.

Memang sulit untuk memprediksi kapan harga makanan olahan akan mencapai puncaknya, sebagaimana biaya gas, pengemasan, logistik, serta biaya tenaga kerja terus meningkat. 

Harga beberapa cemilan dan ramyun yang mudah dinikmati dengan harga murah kini naik bergiliran, sehingga beban biaya masyarakat Korea Selatan pun akan terus naik setelah bahkan setelah masa liburan Chuseok berakhir.