Korea Utara sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda peluncuran satelit pengintai militer, meskipun rezim tersebut telah mengumumkan rencana untuk melakukan peluncuran ketiga pada bulan Oktober.
 
Tidak terdapat tanda signifikan untuk peluncuran ketiga hingga hari terakhir di bulan Oktober, yakni Selasa (31/10) kemarin. Hal itu merupakan sesuatu yang tidak biasa bagi rezim Pyongyang yang sangat menjaga reputasinya untuk tidak melakukan rencana yang telah disampaikan ke dunia. 
 
Terdapat spekulasi yang muncul, bahwa Korea Utara mungkin memerlukan waktu yang lebih lama untuk menentukan penyebab kegagalan dan menerima dukungan teknologi dari Rusia.
 
Melihat gambar satelit yang diambil dari Stasiun Peluncuran Satelit Sohae pada hari Minggu (29/10), tidak ada aktivitas signifikan yang terkonfirmasi di lokasi peluncuran itu. 
 
Rencana peluncuran satelit yang diumumkan Korea Utara sendiri dilaporkan tertunda atas kekhawatiran akan kegagalan lainnya yang mungkin mendorong Pyongyang untuk melakukan perbaikan teknologi secara lebih rinci. 
 
Meski demikian, otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS) memastikan bahwa Korea Utara terus berupaya untuk melangsungkan peluncuran satelit, seraya mengangkat adanya kemungkinan dukungan teknologi Rusia dalam proses tersebut.
 
Diperkirakan pula, Korea Utara mungkin memerlukan waktu untuk menentukan penyebab kegagalan dan menerima dukungan teknologi dari Rusia. Demikian pula, Korea Utara diyakini akan melanjutkan persiapan peluncuran dengan memerlukan waktu yang cukup untuk tidak mengalami kegagalan ketiga berturut-turut daripada reputasi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
 
Di sisi lain munculnya kemungkinan bahwa Korea Utara akan mengatur penjadwalan uji satelit ketiga dalam bulan November ini untuk tidak ketinggalan dalam perlombaan satelit dengan Korea Selatan.