Presiden Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menandatangani "Kesepakatan Downing Street" pada hari Rabu (22/11), yang kemudian meningkatkan hubungan bilateral menjadi "kemitraan strategis global".

Yoon dan Sunak menandatangani perjanjian tersebut dalam pertemuan puncak mereka di kantor perdana menteri di 10 Downing Street, London.

Perjanjian tersebut menguraikan berbagai prinsip dasar dan arah pengembangan hubungan bilateral, posisi dalam isu-isu utama internasional dan regional, serta prinsip-prinsip kerja sama di berbagai bidang, termasuk 45 tugas di bidang keamanan, ekonomi, dan masa depan yang berkelanjutan.

Kesepakatan itu menyerukan peningkatan hubungan bilateral menjadi "kemitraan strategis global" dari "kemitraan yang luas dan kreatif" saat kedua negara merayakan ulang tahun ke-140 hubungan diplomatik.

Dokumen itu turut serta mengutuk pengembangan senjata nuklir dan rudal ilegal Korea Utara, dan meminta Korea Utara untuk menghilangkan semua senjata nuklir, senjata pemusnah massal, dan program senjata balistik dengan cara yang lengkap, dapat diverifikasi, dan tidak dapat diubah.

Perjanjian itu juga menentang semua bentuk transfer senjata dan kerja sama militer terkait antara Korea Utara dan Rusia, serta mendesak kedua belah pihak untuk mematuhi resolusi yang relevan.

Di bidang keamanan dan pertahanan, kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan dialog dua tingkat menteri yang melibatkan menteri luar negeri dan menteri pertahanan.

Kesepakatan itu juga menyerukan patroli bersama untuk menegakkan sanksi internasional terhadap program nuklir dan rudal Korea Utara, dan pembentukan Kemitraan Siber Strategis untuk melawan dan menangkal ancaman siber dengan lebih baik.