Sebuah kelompok hak asasi manusia (HAM) mengklaim bahwa Cina secara paksa dan mendadak memulangkan lebih dari 600 pembelot Korea Utara yang dipenjarakan di wilayah perbatasan ke Korea Utara.

Justice For North Korea, kelompok HAM Korea Utara, mengatakan bahwa upaya pemulangan paksa tersebut dilakukan di beberapa daerah termasuk Dandong dan Hunchun secara serentak. Terlebih lagi Kementerian Keamanan Korea Utara juga mengirim personelnya ke beberapa daerah itu untuk mengurus proses pemulangan pembelot tersebut.

Diketahui pembelot yang dipulangkan sebagian besar adalah wanita dan juga terdapat balita serta anak-anak.

Tercatat ada sebanyak 2.000 orang pembelot Korea Utara yang diperkirakan ditahan di Cina, dan cukup dicemaskan pemulangan paksa berskala besar terjadi setelah pembukaan perbatasan Korea Utara.

Ketua Justice For North Korea Chung Petrus mengatakan, jika pemulangan paksa diketahui dunia luar, maka citra Korea Utara akan rusak dan juga mendapatkan dampak kerugian, maka Pyongyang berdiam diri selama gelaran Asian Games lalu untuk melakukan pemulangan paksa secara mendadak. 

Terkait dengan hal itu, anggota parlemen dari partai berkuasa dan oposisi mengkritiknya dalam sidang audit dan inspeksi pemerintah.

Menteri Unifikasi Kim Yung-ho merespons, bersama dengan instansi terkait, bahwa pihaknya mengonfirmasikan hal itu dan menyediakan berbagai langkah untuk mengatasi hal tersebut.

Pemerintah Korea Selatan juga menekankan bahwa pihaknya sedang memverifikasi fakta dan menyatakan bahwa pembelot Korea Utara tidak boleh dipulangkan secara paksa ke Korea Utara dalam keadaan apa pun.