Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa kerja sama militer dan teknologi dengan Korea Utara dapat dimungkinkan dalam kerangka regulasi internasional seperti resolusi Dewan Keamanan PBB.

Putin mengungkapkan hal tersebut dalam wawancara dengan stasiun televisi di Rusia setelah pertemuan dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Menurutnya meskipun ada batasan tertentu, ada hal-hal yang dapat dirundingkan sambil mematuhi regulasi tersebut. Maksudnya adalah, Rusia yang telah melibatkan diri dalam resolusi sanksi DK PBB terhadap Korea Utara terkait program pengembangan nuklir dan rudal dapat bekerja sama dengan Pyongyang untuk bidang teknologi militer sambil memenuhi kewajiban bersangkutan.

Presiden Putin kemudian menambahkan agenda kunjungan Kim Jong-un di Rusia belum selesai, sehingga belum dapat menyimpulkan hasilnya.

Sementara itu, Kim Jong-un yang telah menyelesaikan pertemuan dengan Putin melanjutkan kunjungannya ke Komsomolsk-na-Amur, kota industri di Khabarovsk sejauh 1.170 km dari Vostochny kemudian melawat Vladivostok.

Terkait dengan hal itu, Putin menerangkan bahwa Kim berkunjung ke pabrik pesawat militer dan sipil Rusia, untuk mengamati kekuatan Armada Pasifik, serta mengunjungi lembaga pendidikan dan penelitian.

Kantor Kepresidenan Rusia, dalam keterangan mengenai hasil KTT antara Korea Utara dan Rusia, menyatakan kedua negara akan memulihkan komisi antar-pemerintah dalam waktu dekat.

Komisi itu dibuat untuk membahas kerja sama ekonomi dan perdagangan serta teknologi dan ilmu pengetahuan, namun ditangguhkan sejak tahun 2020 akibat COVID-19.

Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia menambahkan bahwa pertemuan Menteri Luar Negeri Korea Utara dan Rusia direncanakan berlangsung pada bulan depan dan Menteri Sergey Lavro akan berkunjung ke Pyongyang dalam pertemuan itu.