Terdapat spekulasi yang mengatakan bahwa industri pupuk Cina berpotensi akan menurunkan secara signifikan volume ekspor pupuk urea pada tahun 2024 mendatang. 

Meskipun penyediaan stok urea di dalam negeri telah diamankan untuk sekitar tiga bulan, namun kekhawatiran terhadap munculnya dampak bagi industri pupuk Korea Selatan mulai mencuat.

Industri pupuk Cina memperkirakan permintaan pupuk urea akan meningkat hingga awal tahun depan, sehingga menegaskan perlu untuk melakukan pembatasan ekspor urea. Dilaporkan pula bahwa industri terkait pun berpendapat ekspor pupuk urea oleh Cina akan ditangguhkan secara keseluruhan untuk beberapa waktu ke depan, dan pembatasan ekspor pun tidak dapat dihindari hingga musim semi di tahun depan. 

Ditambahkan pula bahwa sebanyak 15 produsen pupuk kimia utama di Cina telah menyetujui penurunan jumlah ekspor pada tahun depan menjadi kurang dari sepertiga dibandingkan volume ekspor tahun ini. 

Namun sumber diplomatik Beijing membeberkan bahwa ada kemungkinan penerapan sistem kuota ekspor urea di tahun depan, tetapi juga perlu ditinjau lebih lanjut karena hal ini bukanlah posisi resmi pemerintah Beijing. 

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri di Seoul Lim Soo-suk menyampaikan bahwa pemerintah bersama pihak Cina kini tengah berupaya aktif untuk memecahkan kesulitan dan gangguan yang akan dihadapi perusahaan-perusahaan Korea Selatan. 

Selama pertemuan Komite Gabungan FTA Korea Selatan dan Cina ke-5 yang baru-baru ini digelar di Beijing, pemerintah Korea Selatan juga telah menyerukan agar tidak ada masalah dalam proses pengurusan bea cukai terhadap pupuk urea.