Berita

Curling
Curling berasal dari permainan orang Skotlandia yang meluncurkan batu di sungai atau danau yang membeku. Curling secara resmi telah menjadi cabang olahraga Olimpiade Nagano tahun 1998. Cara permainannya sederharna. Curling dimainkan dua tim yang beranggotakan 4 orang masing-masing di lapangan es yang disebut 'Curling Sheet' dengan batu seberat 20 kg. Empat Pemain dari dua tim secara bergantian meluncurkan batu granit menuju daerah sasaran yang disebut 'House' dan skor diberikan kepada tim dengan lemparan paling dekat dengan tengah lingkaran. Permainan Curling memerlukan sekitar 3 jam karena setiap pemain meluncurkan batu 20 kali. Sejarah Curling Korea Selatan tidak panjang dan tim Curling Korea Selatan pertama kali mengikuti Olimpiade Sochi tahun 2014. Meskipun demikian, Curling Korea Selatan telah membuahkan hasil yang cukup banyak. Federasi Curling Korea didirikan pada tahun 1994 dan tim Curling wanita berhasil juara pada Kejuaraan Curling Asia Pasifik 2001 kemudian tim Curling pria pun menjadi juara di kejuaraan Curling Asia Pasifik tahun 2002. Tim Curling pria dan wanita Korea Selatan berhasil meraih medali emas pada Asian Games Musim Dingin Changchun tahun 2007. Setelah itu, tim Curling wanita Korea Selatan mampu maju ke semifinal Kejuaraan Dunia Curling Wanita yang digelar di Kanada untuk pertama kali dalam sejarah olahraga musim dingin Korea Selatan. Dalam Olimpiade PyeongChang ada 3 jenis pertandingan Curling, yaitu pertandingan pria, wanita, dan mixdouble atau pasangan campuran pria dan wanita. Permainan pria dan wanita terdiri dari 10 end dan setiap pemain mendapat 2 kali kesempatan melempar pada setiap end. Pertandingan Curling Mixdouble yang pertama dijadikan cabang olahraga resmi pada Olimpiade PyeongChang terdiri dari seorang pemain pria dan wanita untuk 8 end. Pada setiap end setiap tim mendapat 5 kali kesempatan melempar. Tim Korea Selatan berpartisipasi 3 jenis pertandingan Curling ini di Olimpiade PyeongChang. Tim Curling Korea Selatan diharapkan memperoleh medali olimpiade pertamanya di PyeongChang. Terutama tim Curling wanita yang kemungkinan besar meraih medali. Tim itu pernah menjadi juara di Kejuaraan Asia Pasifik pada bulan November tahun lalu dan juga memperoleh medali perunggu di Grand Slam World Curling Tour yang ditutup tanggal 21 Januari lalu. Untuk itu tim Korea Selatan harus bersaing dengan negara-negara kuat permainan Curling. Kanada merupakan satu-satunya negara yang memperoleh medali di 5 kali olimpiade musim dingin secara berturut-turut sejak Olimpiade Nagano saat pertama kali Curling resmi menjadi cabang olahraga olimpiade musim dingin. Selain itu, Swiss, Swedia, dan Inggris digolongkan sebagai 4 negara terkuat Curling, bersama dengan Kanada. (Photo : Yonhap)
2018-02-05

Semangat PyeongChang

Olahraga Salju
Olahraga salju di Korea Selatan merupakan sport leisure yang dilakukan jutaan penggemarnya. Akan tetapi, cabang olahraga ini belum begitu dikuasai Korea Selatan di ajang olahraga dunia. Olahraga dalam olimpiade musim dingin terdiri dari tiga cabang, yakni olahraga es seperti Figure Skating (seluncur indah), Short Track Speed Skating (skating cepat lintasan pendek), dan Speed Skating (skating cepat), olahraga berseluncur seperti Bobsleigh, Skeleton, dan Luge, serta olahraga salju. Jumlah medali emas di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang adalah 102 dan 50 di antaranya untuk cabang olahraga salju. Oleh sebab itu, cabang olahraga salju ini terdiri dari 7 jenis seperti Alpine Skiing (ski turun bukit), Cross-Country Skiing (ski lintas alam), Biathlon, Freestyle Skiing (ski gaya bebas), Ski Jumping (ski lompat), Nordic Combined, dan Snowboard (papan seluncur salju). Alpine Skiing adalah pertandingan yang menilai teknik dan kecepatan menuruni lereng dengan memakai ski yang dikunci di tumit. Cross-Country Skiing adalah pertandingan paling cepat menyelesaikan putaran jalur yang telah ditentukan dengan memakai ski di lapangan atau gunung bertumpuk salju. Biathlon merupakan gabungan Cross-Country Skiing dan menembak. Freestyle Skiing adalah pertandingan menegangkan dan berseni dengan atlet menuruni lereng dengan bebas, lalu melompat dan berputar di udara. Ski Jumping adalah pertandingan mendarat paling jauh dari ujung lintasan secara stabil setelah meluncur menggunakan ski. Nordic Combined adalah pertandingan yang memerlukan teknik tingkat tinggi untuk kombinasi Ski Jumping dan Cross-Country Skiing. Yang terakhir adalah pertandingan yang menampilkan teknik melompat dan aksi udara yang beragam dan dinamis sembari meluncur di lereng bersalju dengan kedua kaki terkunci di papan luncur. Korea Selatan pertama kali mengikuti Olimpiade Musim Dingin Saint Moritz pada tahun 1948. Untuk cabang olahraga ski, Korea Selatan pertama kali berpartisipasi di Olimpiade Squaw Valley tahun 1960. Prestasi ski terbaik Korea Selatan diperoleh Heo Seung-wook, peringkat ke-21 di Olimpiade Nagano tahun 1998. Untuk Olimpiade PyeongChang, Korea Selatan mengharapkan prestasi baik atletnya seperti Lee Chae-won di Cross-Country Skiing, Seo Jung-hwa di Mogul Skiing, dari Freestyle Skiing, Choi Jae-woo di Freestyle Skiing, Lee Sang-ho di Snowboard, dan sebagainya. Khususnya, Choi Jae-woo sedang berposisi di peringkat ke-4 di dunia dan tetap menduduki posisi ke-4 dan ke-5 di kejuaraan dunia belakangan ini. Untuk itu Choi diharapkan akan meraih medali olimpiade musim dingin yang digelar di tanah airnya. Selain mereka, beberapa atlet yang telah menjadi warga negara Korea Selatan pun diharapkan akan merebut medali di cabang olahraga salju. Mereka adalah atlet Biathlon Timofey Lapshin dan Anna Frolina dari Rusia. Di samping pemain-pemain yang mewakili Korea Selatan ini, memang ada pemain-pemain dari luar negeri yang perlu diperhatikan seperti pemain Biathlon Ole Einar Bjoerndalen dan istrinya dari Norwegia, dan atlet Cross-Country Skiing Marit Bjoergen dari Norwegia. Mereka diperkirakan menciptakan prestasi baik di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Hingga kini Korea Selatan telah mengumpulkan sebanyak 53 medali olimpiade musim dingin dan semuanya dari cabang olahraga es. Mudah-mudahan cabang olahraga salju pun dapat menghadiahkan medali kepada Korea Selatan pada Olimpiade PyeongChang. (Photo:Yonhap)
2018-01-29

Semangat PyeongChang

Meluncur
Bobsleigh, Skeleton, dan Luge merupakan pertandingan dengan kecepatan dengan meluncur di atas salju. Ketiga cabang olahraga ini dinilai berdasarkan kecepatan waktu dengan cara para atlet meluncur paling cepat pada trek yang ditentukan dan kecepatannya paling cepat 130-150 kilometer per jam. Bobsleigh merupakan olahraga musim dingin dengan kereta khusus mirip dengan mobil, satu tim terdiri dari dua atau empat pemain. Dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang para atlet bersaing untuk merebut 3 medali emas. Luge dan Skeleton hampir sama. Posisi Luge adalah terlentang dengan kaki di bagian depan sementara pemain Skeleton merebahkan diri di sebuah papan lalu dalam posisi tengkurap meluncur di lintasan. Jarak trek Skeleton lebih panjang daripada Luge, tapi Luge lebih cepat daripada Skeleton. Untuk Skeleton tersedia 2 medali emas dan untuk Luge tersedia 4 medali emas. Cabang olahraga meluncur di atas salju persis sama dengan tanah kosong bagi Korea Selatan. Luge pertama kali dimasukkan pada tahun 1994, Skeleton dimasukkan pada tahun 2005, dan Bobsleigh masuk pada tahun 2003 di Korea Selatan. Pada awalnya Korea Selatan tidak memiliki lapangan khusus sampai berlatih di atas jalan aspal. Pada Olimpiade Musim Dingin Salt Lake City tahun 2002 tim Skeleton Korsel menduduki peringkat ke-20 dan pada Olimpiade Musim Dingin Vancouver 2010 tim Bobsleigh Korsel menduduki peringkat ke-19. Prestasi itu terbagus bagi atlet asal Asia dalam sejarah olimpiade musim dingin. Untuk Olimpiade PyeongChang Korea Selatan mengikuti tiga cabang olahraga ini. Yun Sung-bin yang memegang posisi pertama di dunia dan Kim Ji-soo akan bertanding di cabang Skeleton. Won Yun-jong dan Seo Yeong-woo akan bertanding di cabang Bobsleigh. Aileen Frisch yang menjadi warga negara Korea Selatan dari Jerman diperhatikan sebagai pemain andalan di cabang Luge. Pemain Skeleton Yun Sung-bin telah berhasil meraih 5 medali emas dan 2 medali perak di 7 kejuaraan dunia pada musim ini. Sebenarnya Yun masih mengejar pemain Martins Dukurs dari Latvia, yang merupakan juara dunia di cabang Skeleton hingga musim lalu. Namun, ia mengalahkan Martins dengan 5 kali menang dan 2 gagal di musim ini. Terknik meluncur Yun Sung-bin sudah mantap. Jika Yun meraih medali di Olimpiade PyeongChang, medali itu menjadi yang pertama di cabang meluncur dalam sejarah Korea Selatan maupun Asia. Selain Yun, Won Yun-jong dan Seo Yeong-woo juga merupakan pemain Bobsleigh di kelas internasional. Mereka sempat menjadi juara dunia di tahun 2016 lalu. Jadi, diharapkan hasil baik di cabang Bobsleigh. Cabang olahraga meluncur Korea Selatan ini berkembang pesat dalam waktu singkat karena 3 unsur, yaitu, potensi atlet, dan lingkungan, serta keuangan. Sesuai dengan penyelenggaraan Olimpiade PyeongChang disediakan lapangan latihan dan lapangan pertandingan dan juga mengundang pelatih terkenal dari luar negeri. Jerman paling kuat di cabang Luge. Felix Loch menargetkan medali emas yang ketiganya di nomor tunggal pria Luge. Selain itu, Siva Keshavan dari India pun perlu diperhatikan. Olimpiade PyeongChang merupakan panggung ke-6 baginya. Untuk cabang Bobsleigh, pasangan Justin Kripps - Jessi Lumsden dari Kanada dan pasangan Friedrich - Margis dari Jerman adalah yang diperhatikan oleh pasangan Won Yun-jong dan Seo Yeong-woo dari Korea Selatan. (Photo : Yonhap)
2018-01-22

Semangat PyeongChang

Hoki Es
Hoki Es merupakan salah satu cabang olahraga terkenal dalam olimpiade musim dingin. Cabang olahraga Hoki Es ini tidak mendapat perhatian masyarakat Korea Selatan selama ini karena kemampuan tim Hoki Es Korea Selatan tidak mencapai standar internasional. Namun demikian, diharapkan tim Hoki Es Korea Selatan akan mencatat prestasi saat pertandingan digelar di dalam negeri. Dua medali emas disiapkan untuk cabang olahraga Hoki es dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Hoki Es merupakan olahraga beregu di atas es. Satu tim Hoki Es terdiri dari 2 orang penjaga gawang dan 20 orang pemain. Namun hanya 6 orang pemain yang diturunkan untuk bertanding, yakni seorang penjaga gawang, 2 orang pemain pertahanan, dan 3 orang penyerang. Pertandingan Hoki Es terdiri dari 3 babak dan masing-masing babak berlangsung selama 20 menit. Tim yang memeroleh lebih banyak gol keluar sebagai menang. Daya tarik permainan Hoki Es adalah kecepatan yang dipertahankan dengan cara pertukaran pemain tanpa batas. Daya tarik Hoki Es lainnya adalah tubrukan antarpemain yang keras seperti cabang olahraga seni bela diri. Untungnya, Hoki Es Korea Selatan yang tidak berprestasi selama ini mulai menciptakan keberhasilan sejak dipimpin oleh pelatih Baek Ji-seon. Tim Hoki Es putra Korea Selatan berhasil memperoleh medali perak di Asian Games Musim Dingin Sapporo dan peringkat kedua dalam Kejuaraan Dunia Hoki Es pada tahun 2017. Setelah pelatih Baek Ji-seon ini diangkat, jumlah pemain yang menjadi warga negara Korea Selatan meningkat. Matt Dalton dari Kanada mengatasi kelemahan penjaga gawang dan mampu bertanding dengan tim-tim kuat. Selain itu, pelatih Baek yang berpengalaman bermain Hoki Es di Amerika Utara menerapkan sistem dari negara maju pada tim Korea Selatan. Sebanyak 12 negara ikut serta untuk cabang Hoki Es Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Mereka dibagi 3 grup dan bermain untuk merebut medali. Korea Selatan termasuk dalam grup A dan akan bertanding dengan Kanda, Republik Cheko, dan Swiss. Sementara, Hoki Es putri Olimpiade PyeongChang diikuti 8 negara dan bertanding setelah dibagi dalam dua grup. Tim Korea Selatan termasuk di grup B bersama Swedia, Swiss, dan Jepang. Keikutsertaan tim Hoki Es putri Korea Selatan dianggap keajaiban. Di Korea Selatan hanya ada satu tim Hoki Es putir saja, yaitu tim nasional. Kondisinya tidak begitu baik tapi semangat para pemain tidak kalah dengan tim putra Korea. Para pemain memahirkan kemampuan mereka di bawah bimbingan pelatih Sarah Murray dari Kanada. Tim Hoki Es putri Korea Selatan berhasil menduduki peringkat ke-4 pada Asian Games Sapporo 2017 dan juga menjadi juara dalam liga ke-4 Kejuaraan Dunia sehingga dapat maju ke liga ke-3. Tim nasional Hoki Es putra dan putri Korea Selatan dapat bermain dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang dengan hak sebagai tuan rumah. Pada awalnya banyak pihak yang mencemaskan kekurangan prestasi timnas Korea, tapi Hoki Es Korea berhasil membuat keberhasilan yang menakjubkan sehingga diharapkan mendapat hasil yang bagus dalam Olimpiade PyeongChang mendatang. (Photo : Yonhap)
2018-01-15

Semangat PyeongChang

Skating cepat
Skating cepat telah menjadi cabang resmi sejak Olimpiade Musim Dingin Chamonix pada tahun 1924. Skating cepat ini diperlombakan bagi 2 atlet di atas es sejauh 400 meter dan peringkatnya ditentukan berdasarkan rekor yang diciptakan masing-masing atlet. Dalam Olimpiade PyeongChang para pemain skating cepat bersaing merebut 14 medali emas. Atlet skating cepat Korea Selatan, Kim Yun-man pernah meraih medali perak di cabang skating cepat Olimpiade Albertville tahun 1992, yang merupakan medali pertama bagi Korea Selatan di Olimpiade Musim Dingin. Setelah itu, Lee Gang-seok, Lee Sang-hwa, Mo Tae-beom, dan Lee Seung-hoon membuat skating cepat menjadi cabang olahraga musim dingin yang menjamin perolehan medali bagi tim Korea Selatan. Tim Korea Selatan berhasil memperoleh 11 tempat dari 14 nomor cabang skating cepat di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang. Banyak atlet yang disoroti, di antaranya, Lee Sang-hwa untuk jarak pendek, Lee Seung-hoon dan Kim Bo-reum di mass start. Cabang mass start yang baru dihadirkan di Olimpiade PyeongChang ini merupakan satu-satunya pertandingan berurutan, bukan pertandingan rekor dalam skating cepat. Atlet Korea Selatan kuat di bidang ini, khususnya Lee Seung-hoon dan Kim Bo-reum diperkirakan menciptakan prestasi yang baik dalam cabang ini di ajang PyeongChang. Untuk nomor mass start, sebanyak 28 orang atlet start serentak dan berputar mengelilingi trek sepanjang 400 meter sebanyak 16 kali. Pada setiap 4 putaran atlet berperingkat 1, 2, dan 3 masing-masing memperoleh nilai 5, 3, dan 1 poin. Namun, atlet diurutan 1, 2, dan 3 akan mendapat nilai 60, 40, 20 pada putaran terakhir. Walaupun seorang atlet mempertahankan urutan pertama dan berhasil mengumpulkan 5 poin pada masing-masing putaran, tapi dia tidak dapat mengalahkan pemain diurutan 1, 2, dan 3 yang berhasil memperoleh nilai 60, 40,20 poin di putaran terakhir, maka dia tidak menang. Oleh karena itu, atlet skating cepat jarak pendek harus kuat dalam nomor mass start ini. Selain atlet-atlet Korea Selatan, ada banyak atlet skating cepat tingkat internasional yang berpartisipasi di Olimpiade PyeongChang seperti Nao Kodaira dari Jepang dan Sven Kramer dari Belanda. Nao mengikuti 3 pertandingan skating cepat, nomor 500, 1.000, dan 1.500, di Olimpiade PyeongChang dan bersaing dengan Lee Sang-hwa. Ia telah pernah menjadi 24 kali juara dalam pertandingan di dalam maupun luar negeri yang diikutinya baru-baru ini dan juga mencetak rekor dunia terbaru di nomor 1.000 meter. Sementara Sven Kramer telah memperbarui rekor dunia sebanyak 6 kali dan berhasil memenangkan 17 kali juara di perlombaan internasional. Target tim Korea Selatan di Olimpiade Musim Dingin PyeongChang adalah menduduki peringkat ke-4 dengan 8 medali emas, 4 medali perak, dan 8 medali perunggu. Untuk itu prestasi atlet-atlet skating cepat di arena olahraga PyeongChang pada bulan depan sangat diharapkan.
2018-01-08

Semangat PyeongChang

Skating indah
Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018 ditetapkan digelar di daerah Pyeongchang, Korea Selatan pada Juli tahun 2011 lalu. Olimpiade PyeongChang merupakan olimpiade musim dingin pertama sekaligus menjadi olimpiade pertama yang digelar di Korea Selatan selama 30 tahun setelah Olimpiade Seoul 1988. Selama 6 tahun 6 bulan ini Pyeongchang mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan acara olahraga musim dingin terbesar di dunia ini secara sukses. Di antara berbagai cabang olahraga skating indah atau seluncur indah dijuluki "bunga" di olimpiade musim dingin. Skating indah pertama kali ditetapkan sebagai cabang resmi di Olimpiade Musim Panas London pada tahun 1908 dan berubah menjadi cabang olahraga khusus untuk olimpiade musim dingin sejak Olimpiade Musim Dingin Chamonix Prancis yang pertama pada tahun 1924. Skating indah telah menjadi cabang yang paling disenangi dalam olimpiade musim dingin hingga saat ini. Pertandingan skating indah terdiri dari nomor tunggal putra, tunggal putri, berpasangan, dan dansa es, Skating indah Korea Selatan sebenarnya tidak memperoleh keberhasilan di panggung dunia hingga awal tahun 2000, tetapi peseluncur indah Kim Yuna berhasil meraih medali emas di nomor tunggal putri di Olimpiade Vancouver 2010. Medali emas itu yang pertama bagi sejarah skating indah Korsel. Kemudian, pada Olimpiade Sochi 2014 Korsel mengikutsertakan 3 orang pemain skating indah, jumlah terbanyak dalam sejarahnya, untuk nomor tunggal putri, yaitu Kim Yuna, Kim Hae-jin, dan Park So-youn. Pada waktu itu Kim Yuna memperoleh medali perak. Prestasi Kim Yuna membuat skating indah Korsel melompat dan juga disenangi masyarakat. Korsel memperoleh 2 tempat untuk tunggal putri di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018, jadi selain Choi Da-bin, belum pasti siapa lagi yang akan berpartisipasi di olimpiade kali ini. Pemain Kim Ha-neul, Ahn So-hyun, dan Park So-youn sedang bersaing untuk memperoleh satu tempat yang tersisa. Untuk nomor tunggal putra, Lee Jun-hyeong dan Cha Jun-hwan bersaing untuk satu tempat. Namun demikian, tidak begitu positif akan keberhasilan pemain Korsel pada Olimpiade Pyeongchang nanti. Hanya Choi Da-bin yang diharapkan. Perkembangan kondisi mereka dan partisipasi Rusia akan menjadi unsur variavel bagi tim Korsel. Persatuan Skating Internasional (ISU) pada tanggal 10 November lalu mengumumkan 10 negara yang berhak ikut serta dalam pertandingan skating indah termasuk tim Korsel. Walaupun sudah gagal mengikuti nomor berpasangan, tapi Korsel kemungkinan besar bisa berpartisipasi dalam olimpiade dengan kuota tambahan yang diberikan kepada tuan rumah olimpiade. Dengan demikian, kita dapat menyaksikan panggung indah yang bervariasi oleh pemain-pemain Korsel di semua nomor cabang seluncur indah.
2017-12-25

Semangat PyeongChang

Go Top