Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Padang Rumput – Lee Hyo-seok

2022-07-01

ⓒ Getty Images Bank

Di padang rumput dekat kali, dua ekor anjing tengah berpasangan. Mereka tidak takut akan langit, tidak malu pada padang rumput, tidak peduli dengan pandangan manusia, dan hanyut dalam gairah dan hanya mengekspresikan kebebasan. Justru akulah yang merasa malu. 


Semua ini gara-gara musim semi. Aku tidak pernah menyaksikan kekonyolan seperti itu di tengah musim dingin. Memang hewan jantan dan betina selalu bergaul di saat rerumputan di padang hijau dan burung-burung terlambat bertelur. Seharusnya aku tidak menertawakan ataupun merasa tersinggung melihat pemandangan itu.


- Cuplikan program -



Dari balik pagar perkebunan, terlihat buah stroberi yang telah lewat musimnya. Setiap kali aku melewatinya, aku tidak dapat menahan nafsu makanku.

Aku tidak merasa bersalah ataupun menyesal memanjat pagar itu karena pandanganku hanya tertuju pada buah yang kuincar-incar itu. Aku juga tidak perlu merasa bersalah. Aku rasa, untuk para penghuni perkebunan, itu memang sudah menjadi ciri khas para penghuni padang rumput. 

Namun, saat aku melihat sosok seseorang yang tak terduga di bawah bayangan sebuah pohon apel, aku langsung melompati pagar dan menyobek pakaianku yang tersangkut pada kawat pagar.


과수원 철망 너머로 엿보이는 철 늦은 딸기.

지날 때마다 건강한 식욕을 참을 수 없다.


탐나는 열매에 눈독을 보내며 철망을 넘기에 

나는 반드시 가책과 반성으로 

모질게 마음을 매질하지 않았으며 그럴 필요도 없었다.

그것이 누구의 과수원이든간에 철망을 넘는 것은 

차라리 들사람의 일종의 성격이 아닐까~ 


그러나 능금나무 그늘에 난데없는 사람의 그림자를 발견하자

황급히 뛰어넘다 철망에 걸려 나는 옷을 찢었다.



Cerita ini berlatar di sebuah padang rumput di musim semi. Di alam liar dan musim semi, manusia dapat memaklumi ritual dan kebiasaan hewan liar, bahkan bisa dianggap sebagai sesuatu yang indah. Begitu pula dengan hewan dan manusia yang berpasangan. Hak-bo tidak dapat menahan nafsunya saat melihat buah stroberi di balik pagar perkebunan. Pagar tersebut melambangkan norma dan tabu yang seharusnya tidak dilintasi. Tetapi ia terdorong untuk melanggarnya. Pada kenyataannya, setiap manusia juga memiliki dorongan tersebut dan terkadang harus memenuhinya. Dorongan tersebut adalah sesuatu yang sangat sederhana dan alami, seperti yang digambarkan dalam adegan kebun stroberi dalam cerpen ini. Karena itu, Lee Hyo-seok menggambarkan hubungan antara Hak-bo dan Ok-bun bukan sebagai sesuatu yang amoral, melainkan sebagai sesuatu yang alami dan manis, seperti buah stroberi liar dan hewan-hewan liar penghuni padang rumput.


 

Ketakutan itu telah datang. 


Ia tidak datang dari padang rumput, melainkan dari desa, dari para manusia. Yang menciptakan ketakutan itu bukanlah alam, melainkan komunitas manusia.


Aku ditahan selama tiga hari sebelum akhirnya dibebaskan, tetapi aku belum mendapat kabar tentang Mun-su. Mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum aku mendengar kabar darinya. Kami telah membuat berbagai rencana seru untuk musim panas, tapi tanpa Mun-su, aku tidak dapat melakukan apa pun sendirian.


Bunga balon dan bunga forsythia bermekaran di padang rumput ini. Bunga pakis di rawa-rawa pun juga bersemi. Burung bangau putih dengan malu-malu mendarat di tepi kali. 


Musim ini benar-benar bersemi.


공포는 왔다.


그것은 들에서 온 것이 아니요,

마을에서, 사람에게서 왔다.

공포를 만드는 것은 자연이 아니요,

사람의 사회인 듯싶다.


사흘 밤을 지우고 쉽게 나왔으나 문수는 소식이 없다.

오랠 것 같다.

여러 가지 재미있는 여름의 계획도 세웠으나 혼자서는 하릴없다. 


들에는 도라지꽃이 피고 개나리꽃이 장하다.

진펄의 새고사리도 어느덧 활짝 피었다.

해오라기가 가끔 조촐한 자태로 물가에 내린다.

시절이 무르녹았다.




Lee Hyoseok (23 Februari 1907 – 25 Mei 1942)

- lahir di Pyeongchang, Propinsi Gangwon

- debut: cerita pendek “Kota dan Hantunya”

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >