Kontribusi Korea Selatan untuk bantuan pembangunan resmi (ODA) meningkat pesat, diperkirakan akan menembus angka empat triliun won pada tahun depan.
 
Terdapat sejumlah proyek ODA yang dilaksanakan oleh Korea selatan, termasuk di antaranya meningkatkan lingkungan daerah pertanian, membangun rumah sakit di negara-negara miskin, serta merehabilitasi warisan budaya yang rusak dan terabaikan.
 
Anggaran untuk ODA per tahun dari Korea Selatan terus meningkat, yang sebelumnya 2,5 triliun won pada 2016, menjadi 3 triliun won pada 2018. Bahkan, tahun depan, anggaran ODA diperkirakan untuk pertama kalinya akan melebihi 4 triun won.
 
Pemerintah pusat Korea Selatan dan sekitar 40 lembaga, termasuk pemerintah daerah, tengah menjalankan sebanyak 1.600 proyek bantuan. 
 
Ditengah peningkatan pesat jumlah bantuan tersebut, muncul masalah pengerjaan proyek yang sama dari beberapa lembaga, sehingga menimbulkan kakacauan, seperti proyek serupa yang dijalankan oleh Pusat Kampanye Kegiatan Saemaeulundong dan Yayasan Kampanye Saemaeulundong.
 
Untuk mencegah masalah serupa, Pusat Kerja Sama Pembangunan Internasional didirikan pada tahun ini di bawah Kantor Perdana Menteri.
 
Kendati demikian, pusat itu tidak memiliki hak untuk menyusun anggaran atau penyeleksian pekerja, sehingga masih memiliki keterbatasan untuk mengatur hal tersebut.
 
Di sisi lain, terdapat kritikan mengenai proyek bantuan yang tampak malah banyak digunakan oleh perusahaan Korea Selatan untuk merintis usaha di pasar negara setempat, dan bukan untuk kegiatan kemanusiaan dan pemberantasan kemiskinan.
 
Di tengah proyek bantuan pembangunan resmi Korea Selatan yang akan mencapai 4 triliun won pada tahun depan, terdapat seruan pelaksanaan bantuan secara lebih tepat daripada menambah anggaran bantuan.