Industri perfilman Korea Selatan terus bergeliat untuk pulih pasca pandemi dengan membukukan nilai komersialisasi bulanan yang senilai dengan pencapaian sebelum pandemi selama tiga bulan berturut-turut.
 
Berdasarkan data yang dirilis Konsil Film Korea pada Rabu (17/08), nilai komersialisasi industri film Korsel mencapai 170,4 triliun won pada Juli, melonjak 149,4 persen dari bulan yang sama tahun sebelumnya. Meski demikian, nilai ini masih lebih rendah 7,4 persen dari pencapaian Juli 2019 sebelum pandemi.
 
Meski demikian, saat dibedah berdasarkan persentase pasar penonton, film impor dari luar negeri masih menguasai pasar penonton dengan 61 persen. Hal ini didorong oleh film-film box office semisal film aksi Hollywood “Top Gun: Maverick”. Adapun 39 persen pasar penonton sisanya masih dimiliki film produksi lokal Korea Selatan.
 
Catatan pada Juli ini juga menandakan pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir film impor dari luar negeri, berhasil menundukkan film local Korsel dalam hal raihan penonton.
 
Penjualan total film Korsel sendiri tercatat sebesar 66 miliar won pada bulan lalu, tertinggi sejak 2017, dengan total jumlah penonton terbanyak untuk bulan Juli sejak 2018.
 
Adapun untuk kategori film independen dan seni (art house), film-film impor dari Jepang berperforma dengan sangat baik. Film horor misteri “Cure” menduduki posisi pertama dengan penjualan tiket sebesar 222,2 juta won, disusul oleh film komedi romantis “It’s a Summer Film!” yang meraih pendapatan 191,6 juta won.