Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Maehwa Taryeong / Geondeureong/ Jeongseon Arirang’

#Citra Musik Korea l 2024-01-19

Citra Musik Korea

Maehwa Taryeong / Geondeureong/ Jeongseon Arirang’
Maehwa Taryeong
Pada masa pertengahan Dinasti Joseon, para penyair banyak menggunakan empat objek alam, seperti pohon paulownia, bunga aprikot, pohon dedalu, dan bulan dalam puisinya. Dari empat objek itu, bunga aprikot paling sering muncul dalam puisi. Selain cantik, bunga aprikot sangat unik karena bunga ini tetap mekar walau kedinginan di tengah-tengah salju musim dingin. Wanginya yang lembut juga tahan lama. Karena karakternya itu bunga aprikot dipakai untuk mendeskripksikan keteguhan para seonbi, cendekiawan era dinasti Joseon. Bunga aprikot biasanya mekar di awal musim semi, mekarnya bunga ini membuat orang Korea jadi semakin menanti datangnya bunga bermekaran. Tetapi di tengah-tengah musim dingin pun, terkadang bunga ini sudah mekar meskipun tahun baru Seollal yang biasanya menandakan musim semi masih lama. Lagu yang berjudul Maehwa Taryeong (매화타령) atau Mekarnya Bunga Aprikot menggambarkan dengan jelas keindahan mekarnya bunga ini. Lagu ini dinyanyikan oleh Song Sohee bersama band fusion Second Moon.

Geondeureong
Kata ‘geondeureong’ dalam judul lagu Geondeureong Taryeong (건드렁 타령) memiliki arti sepoi-sepoi, bermalas-malasan, dan sikap yang tidak sopan. Tetapi berbeda dari makna leksikalnya, lagu Geondrereong Taryeong menceritakan suasana pasar di Seoul di mana para gadis-gadis muda sedang menjual berbagai macam barang khas dari berbagai daerah di sekitar Seoul. Liriknya pun secara eksplisit menggambarkan gadis-gadis yang berjualan di pasar itu sebagai gadis yang rajin dan pekerja keras. 
Gadis-gadis dari Wangssipni datang ke pasar untuk menjual berbagai sayuran dan tanaman hasil hutan. 
Gadis-gadis dari Nugakgol datang untuk menjual berbagai macam kantong, seperti kantong tembakau. 
Sementara gadis-gadis dari Aeogae menjual berbagai macam penutup kepala.
Lagu ini dinyanyikan oleh Chae Su-Hyeon bersama Volosi, sebuah grup musik dunia dari Polandia. Mendengarkan lagu ini bisa membuat para pendengarknya membayangkan suasana pasar di kota Seoul pada zaman dahulu yang dipenuhi banyak gadis muda Korea yang menjual berbagai macam barang khas dari berbagai daerah.

Jeongseon Arirang’
Jeongseon Arirang ada dua jenis, salah satu di antaranya adalah lagu yang sudah dinyanyikan secara turun temurun dan dilestarikan oleh orang-orang di daerah Jeongseon selama berabad-abad. Lagu arirang di daerah itu sering disebut sebagai lagu arari. Seperti lagu-lagu minyo Korea lain, lagu-lagu tradisional arari juga biasanya dinyanyikan dengan tempo lambat lalu semakin lama akan semakin cepat. Lagu arari juga ada dua versi. Lagu arari versi lambat disebut gin arari atau arari panjang sedangkan arari yang lebih cepat disebut jajin arari. Ada satu lagu arari yang agak unik, berbeda dengan lagu tradisional Korea pada umumnya yang temponya lambat kemudian menjadi semakin cepat, lagu ini liriknya panjang dan dinyanyikan dengan cepat seperti lagu rap jaman sekarang. Namun, di bagian akhir lagu tiba-tiba berganti, liriknya dinyanyikan dengan tempo sangat lambat, namanya yeokeum arari. Lagu arari dengan versi yeokkeum dengan tempo cepat ini juga dinyanyikan oleh para penyanyi di daerah Seoul dan Gyeonggi. Uniknya lagu yeokkeum arari yang dinyanyikan di Seoul dan Gyeonggi ini disebut dengan nama yang berbeda, yakni Jeongseon Arirang. 

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >