Pada zaman Dinasti Joseon hiduplah dua orang sarjana bernama Lee Hang-bok dan Lee Deok-hyeong.

Pada masa kecil mereka, keduanya dipanggil dengan nama Oseong dan Haneum.

Lee Hang-bok adalah Oseong dan Lee Deok-hyeong adalah Haneum.

Mereka adalah sahabat karib yang saling memahami satu sama lain.

Suatu hari, kedua sahabat itu berjalan-jalan ke pasar.

Berbeda dengan biasanya, hari itu pasar sangat ramai dan terasa sesak.

Tanpa sengaja, saat berjalan dalam keramaian, Oseong memecahkan telur ayam seorang pedagang.

Namun, sang pedagang tidak melihat kejadian tersebut.

Meskipun demikian, Haneum berusaha melindungi sahabatnya dan berkata.

Haneum : "Maaf, Pak! Saya sudah memecahkan telur Bapak."

 Pedagang : "Apa? kamu memecahkan telurku?" 

Melihat hal tersebut, Oseong yang merasa bersalah pun ikut membela sahabatnya.

Oseong : "Pak, bukan, pak. Bukan! Saya yang memcahkan telur jualan Bapak, bukan teman saya ini."

Oseong dan Haneum berebut mengakui kesalahan itu.

Pedagang : "Kalau anak-anak lain, mereka pasti saling menyalahkan temannya. Tetapi kalian justru berebut mengaku sebagai pelakunya. Kalian anak-anak baik. Sudah... sudah...pergi saja. Tidak usah pikirkan telurnya"

Pedagang itu terharu melihat persahabatan Oseong dan Haneum dan mengikhlaskan telur jualannya yang pecah.

Oseong dan Haneum kemudian pulang, lalu membawa selusin telur dari rumah masing-masing untuk diberikan ke pedagang tersebut.

Haneum : "Bapak, terimalah telur ini."

 Oseong : "Pak, ini untuk mengganti telur yang tadi saya pecahkan. karena saya sudah memecahkan telur bapak, bapak harus menerima telur yang saya bawa ini. Terimalah Pak."

Oseong dan Haneum mendesak penjual itu untuk menerima telur yang mereka bawa.

Pedagang : "Aduh tidak usha repot-repot.... tapi kalau niat kalian memang begitu, saya akan terima setengah dari bawaan kalian masing-masing. Kalian anak yang baik. Tetap menjadi sahabat untuk selamanya ya. 

Oseong dan Haneum pun gembira.

Setelah peristiwa itu, Oseong dan Hanuem menjadi sahabat erat sampai mereka dewasa.