Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Gaya Hidup

Heomhat

2018-05-14


Apakah Anda termasuk orang yang suka mengunggah foto-foto tempat istimewa yang Anda kunjungi pada akun sosial media seperti Facebook, Instagram, blog dan jejaring sosial lainnya? Kebanyakan pasti menjawab 'ya' pada pertanyaan tersebut.


Selain privasi kita sebagai pelanggan, pelaku bisnis kafe, restoran, dan penginapan pun ingin memakai akun para pelanggan mereka untuk mempromosikan usaha mereka.


Misalnya, pelaku bisnis akan memberi diskon atau kupon bagi pelanggan yang mengunggah foto toko atau hidangan dalam jejaring sosial mereka masing-masing.


Alhasil, banyak sekali bermunculan blogger-blogger yang mempromosikan kafe atau restoran atas permintaan pelaku usaha dengan imbalan tertentu. Penilaian blogger tersebut dapat digunakan sebagai referensi bagi calon pelanggan.


Namun saat ini pemikiran pelaku usaha berubah sampai ada yang menolak atau melarang pelanggan tokonya memotret hidangan atau interior di tokonya.


Kecenderungan ini dijelaskan dengan sebuah istilah baru, yaitu 'Heomhat' di Korea. Artinya tidak suka yang 'hot'. Istilah ini berasal dari dua kata, 'Heom' dari huruf China dengan makna 'tidak suka' atau 'benci' dan 'Hot' dari bahasa Inggris yang bermakna 'lagi tren'.


Pelaku usaha akan menempelkan pengumuan tertulis 'No photo, No mobile phone'. Jika pelanggan memotret interior toko dan hidangan, pemilik toko secara sopan meminta mereka untuk keluar dari tempat usahanya.


Para pelaku usaha menganggap tokonya sebagai rumah sendiri sehingga merasa tidak nyaman jika orang lain mengunggah foto-foto rumah mereka pada jejaring sosial tanpa izin.


Ada pelaku usaha restoran yang menjelaskan sebuah hidangan adalah ciptaan seorang juru masak. Pengambilan foto masakan juru masak itu sama seperti halnya dengan memotret lukisan yang dipamerkan di gallery.


Selain itu, beberapa restoran dan kafe secara idealis memilih tidak menginginkan namanya menjadi terkenal dikalangan orang-orang. Sebuah restoran di Pulau Jeju hanya melayani tamu yang melakukan reservasi sebelumnya. Mereka menerima reservasi tamu hanya dengan SMS, tidak reservasi melalui telepon.


Di tempat-tempat terkenal sebagai 'hot place' di Seoul saat ini terdapat banyak restoran dan kafe tanpa papan toko dan nomor telepon. Mereka mengoperasikan sistem anggota atau membership dan hanya melayani tamu-tamu yang sudah menjadi anggotanya.


Mereka menginginkan tamu yang sungguh-sungguh menikmati rasa hidangan dan layanan yang disajikannya.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >