Di sebuah gang yang terkenal dengan makanan di wilayah Nonhyeon-dong, kota Incheon, ibu Park Young-ae sedang membuat duplikat kunci sesuai permintaan pelanggan. Ibu Park adalah pembelot Korut. Pada tahun 2011, dia meninggalkan kampung halamannya di Chongjin, provinsi Hamgyeong. Ketika Park tiba di Korea Selatan, usianya 50an tahun. Dia pernah bekerja di berbagai bidang, kemudian dia bekerja di sebuah perusahaan pembersih di Incheon. Saat itu menjadi titik balik penting dalam hidupnya, karena dia bertemu dengan seorang pria yang menjadi suaminya sekarang. Park bekerja sejak dini hari hingga sore hari, saat suaminya sibuk bekerja sebagai tukang sepatu. Sambil mengamati pekerjaan suaminya dan membantunya, Park belajar keterampilannya. dan membuka toko sendiri.
Park merasa bahagia setiap hari. Beban keuangan tidak berat lagi, karena dia tidak mengeluarkan banyak uang saat menjalankan toko. Dia bekerja sendiri, jadi tidak ada biaya tenaga kerja. Ia bisa menggunakan keahliannya untuk bekerja sepanjang sisa hidupnya, selama dirinya mau. Apa yang lebih baik, pemasukannya cukup memuaskan. Sementara itu, dia bersedia untuk membantu pembelot Korut lainnya yang ingin mempelajari keahliannya. Di Korsel, Park bertemu dengan suami dan bisnisnya berjalan baik. Dia percaya pemukiman kembali yang sukses dari pembelot Korea Utara di Korea Selatan akan bisa mempercepat unifikasi Korea.