Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho menuduh Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negaranya, dan Pyongyang akan mempertahankan diri dengan menembak jatuh pesawat pembom AS jika diperlukan.
Tuduhan itu dikeluarkan setelah Trump pada hari Sabtu (23/9/2017) menulis dalam tweeter pribadinya bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan rezimnya "tidak akan bertahan lama lagi".
Diplomat tertinggi Pyongyang itu pada hari Senin (25/9/2017) mengatakan kepada wartawan di depan hotelnya di New York bahwa pernyataan Trump jelas merupakan deklarasi perang karena kata-kata tersebut disampaikan oleh seorang presiden Amerika.
Respons Ri muncul dua hari setelah pembom B-1B AS terbang di wilayah udara internasional di lepas pantai timur Korea Utara.
Dia juga mengatakan bahwa sejak AS mengumumkan perang, maka negaranya memiliki hak untuk melakukan tindakan balasan, termasuk hak untuk menembak jatuh pembom strategis AS bahkan ketika mereka tidak terbang ke wilayah udaranya. Ditegaskannya, pertanyaan siapa yang tidak akan bertahan lama lagi kemudian akan terjawab.