Korea Selatan melaporkan penambahan 22.907 kasus harian COVID-19 pada hari Kamis (04/02), menandai jumlah kasus di kisaran 20.000-an selama dua hari berturut-turut.

Sejak mencatatkan jumlah kasus di angka 10.000-an untuk pertama kalinya pada 26 Januari lalu, jumlah kasus harian mencapai kisaran 20.000-an dalam waktu satu minggu.

Namun demikian, lonjakan tersebut tidak menyebabkan lonjakan jumlah pasien kritis dan kasus kematian.

Jumlah pasien kritis dilaporkan sebanyak 274 orang, berkurang 4 orang dari sehari sebelumnya, sedangkan jumlah kasus kematian bertambah 25 orang, dengan tingkat fatalitas kasus tercatat sebesar 0,75 persen.

Di tengah penyebaran varian Omicron yang berlangsung dengan cepat, jumlah pasien yang dirawat di rumah pun meningkat pesat.

Jumlah pasien yang menjalani perawatan di rumah mencapai 97.000-an orang di seluruh Korea Selatan, meningkat lebih dari 7.000-an orang dalam sehari.

Dikatakan bahwa sejumlah 461 fasilitas medis yang tersebar di seluruh negeri mampu memberikan perawatan di rumah bagi sebanyak 109.000 orang, dan kini kapasitasnya hampir mencapai 90 persen.

Untuk mengatasi kondisi serupa, otoritas kesehatan meminta rumah sakit umum di kecamatan untuk menangani pemeriksaan dan perawatan pasien COVID-19 mulai Kamis (03/02).

Bersama dengan itu, sistem tes COVID-19 juga diubah mulai Kamis (03/02). Tes PCR  hanya diberikan kepada kelompok uisa 60 tahun ke atas, pasien dengan rujukan dokter, orang yang melakukan kontak langsung dengan pasien COVID-19, dan pekerja di fasilitas yang rentan.

Warga lain yang melakukan rapid test antigen dan mendapatkan hasil positif akan dapat melakukan tes PCR.

Sementara itu, pemerintah akan menerapkan langkah pencegahan penyakit yang lebih ketat di fasilitas publik yang dibebaskan dari penerapan COVID-19 Pass dan akan mengumumkan perpanjangan aturan jaga jarak sosial yang sedang diberlakukan pada Jumat (04/02) besok.