Radio Free Asia (RFA) pada hari Sabtu (28/10/2017) melaporkan bahwa Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan niatnya untuk menanggung seluruh biaya jika Korea Utara mengikuti Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Menurut RFA, jika Komite Olimpiade Korut ingin berpartisipasi pada Olimpiade Pyeongchang, IOC yang akan membayar semua biaya termasuk peralatan.
IOC menjelaskan pihaknya telah menyediakan program bantuan khusus untuk membantu tim Korut yang andal melalui seleksi. Dikatakan, IOC telah melakukan kontak rutin dengan komite olahraga Korut dan telah mengundang atlet Korut agar mereka bersaing dengan atlet negara lain di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Korut tidak dapat berpartisipasi pada Olimpiade Musim Dingin Sochi Rusia karena tidak berhasil dalam pertandingan penyisihan. Akan tetapi, pasangan pemain skate indah Ryom Dae-ok dan Kim Ju-sik yang sudah lulus seleksi bulan September lalu diperhatikan untuk berpartisipasi pada Olimpiade Pyeongchang.
Korea Selatan menargetkan untuk meraih posisi sepuluh besar dalam Paralimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Kepala tim nasional dalam upacara pembentukan tim nasional Korea Selatan menyatakan pada hari Kamis (26/10/2017) bahwa mereka akan mencoba memperoleh setidaknya empat medali dengan satu emas, satu perak dan dua medali perunggu, serta meraih peringkat sepuluh teratas.
Prospek tim nasional Korea Selatan dalam Paralimpiade Pyeongchang 2018 diperkirakan sangat cerah karena Korea Selatan telah memenangkan hak untuk berpartisipasi dalam segala cabang olahraga. Seluruh 39 atlet Korea Selatan yang merupakan yang terbesar dalam sejarah berlatih habis-habisan menjelang Olimpiade tahun depan.
Dalam Paralimpiade Musim Dingin Pyeongchang yang akan berlangsung mulai tanggal 9 hingga 18 Maret 2018 mendatang, atlet dari 50 negara akan bersaing memperebutkan 80 medali dalam 6 cabang olahraga.
Obor untuk Olimpiade Musim Dingin PyeongChang tahun 2018 telah dinyalakan di Kuil Hera di Olympia, Yunani pada hari Selasa (24/10/2017).
Upacara menyalakan obor berlangsung di Kuil Hera pada pukul 12.00 siang waktu setempat atau pukul 06.00 sore waktu Korea, diiringi lagu Olimpiade dan upacara menaikkan bendera olimpiade selama 50 menit, disusul bendera Korea Selatan dan Yunani.
Dalam upacara, aktor Yunani Yannis Stankoglou membaca syair berjudul 'Light of Olympia.'
Selanjutnya, Wali Kota Olympia, Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach, dll berpidato untuk mendoakan suksesnya olimpiade. Setelah itu, peserta upacara masuk ke Kuil Hera, dan seorang aktris yang berperan sebagai ketua upacara, Katerina Lehou menyalakan obor.
Pembawa pertama obor adalah atlet ski lintas alam Yunani, Apostolos Angelis. Dia akan menyerahkan obor kepada pembawa obor Korea Selatan, bintang sepakbola Korea Selatan Park Ji-sung.
Obor olimpiade akan tiba di Korea Selatan pada tgl. 1 November lewat Bandara Incheon setelah melalui acara geladi obor yang berlangsung selama 7 hari di Yunani, dan dibawa secara estafet oleh 7.500 orang pembawa di Korea Selatan selama 101 hari, hingga tgl. 9 Februari.
Upacara penyalaan obor di Yunani dihadiri oleh PM Korea Selatan Lee Nak-yon, Wakil Kedua Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Roh Tae-kang, Wakil Pertama Menteri Luar Negeri Korea Selatan Lim Sung-nam, dll.
Obor untuk Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang tahun 2018 telah dinyalakan di Kuil Hera di Olympia, Yunani pada hari Selasa (24/10/2017). Pembawa pertama obor adalah atlet ski lintas alam Yunani, Apostolos Angelis. Dia akan menyerahkan obor kepada pembawa obor Korea Selatan, bintang sepakbola Park Ji-sung. Obor olimpiade akan tiba di Korea Selatan pada tgl. 1 November lewat Bandara Incheon setelah melalui acara geladi obor yang berlangsung selama 7 hari di Yunani, dan dibawa secara estafet oleh 7.500 orang pembawa di Korea Selatan selama 101 hari, hingga tgl. 9 Februari.
Olimpiade Musim Dingin Ke-23 digelar di Pyeongchang Korea Selatan selama 17 hari mulai tgl. 9 hingga 25 Februari tahun 2018. Slogan olimpiade adalah ‘Passion Connected.’ Pertandingan berlangsung di 102 cabang dari 15 jenis olahraga meliputi 7 pertandingan di atas salju, 5 pertandingan di atas es, dan 3 pertandingan seluncur. Upacara pembukaan dan penutupan serta sebagian besar pertandingan digelar di Pyeongchang. Selain itu, seluruh pertandingan di atas es digelar di Gangneung, serta pertandingan ski alpen digelar di Jeongseon. Sebanyak 6.500 orang atlet dari 95 negara akan mengikuti olimpiade untuk memperebutkan 102 buah medali emas.
Olimpiade Pyeongchang merupakan olimpiade kedua yang berlangsung di Korea Selatan setelah Olimpiade Seoul tahun 1988. Sejalan dengan semakin meningkatnya ancaman misil dan nuklir Korea Utara, banyak pihak yang berupaya agar Olimpiade Pyeongchang dijadikan sebagai olimpiade yang penuh perdamaian. Perdana Menteri Lee Nak-yon yang mengunjungi Yunani untuk menghadiri acara penyalaan obor juga menekankan perdamaian. Menurut PM Lee, Olimpiade Seoul juga berlangsung setelah kasus pembajakan pesawat Korean Air oleh Korea Utara, namun olimpiade berlangsung sukses. Selain itu, Olimpiade Seoul menjadi dinamika untuk mengakhiri “olimpiade separuh” seperti halnya Olimpiade Moskow dan Olimpiade Los Angeles akibat ketidakhadiran satu pihak. Karenanya, Olimpiade Seoul bermanfaat untuk mengakhiri suasana Perang Dingin karena negara-negara dari barat dan timur semuanya hadir. PM Lee menyatakan ada sejumlah sinyal positif dari Korea Utara, walaupun belum bisa membukanya pada saat ini.
Presiden Moon menyatakan pada hari Selasa (17/10/2017), keikutsertaan Korea Utara dalam Paralimpiade Pyeongchang akan menjadi dinamika untuk mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea. Untuk itu, Moon meminta perhatian dan kerja sama Komite Paralimpiade Internasional-IPC.
Di dalam pertemuan dengan Ketua IPC Andrew Parsons di Cheongwadae hari Selasa, Presiden Moon mengatakan bahwa kehadiran Korut di Paralimpiade bisa menjadi festival perdamaian, dan juga memberi keyakinan tentang keamanan Olimpiade.
Ditambahkannya, mulai tahun depan, Korsel, Jepang dan Cina akan menggelar Olimpiade 2 tahunan, sehingga ajang Olimpiade Asia Timur itu akan menjadi fase baru untuk perdamaian dan kompromi dimana ketegangan dan konflik semakin memuncak. Moon meminta kepada Presiden IPC agar komite itu berupaya untuk mencapai keinginan tersebut.
Sementara, Parsons menegaskan bahwa pintu Olimpiade selalu terbuka bagi Korea Utara yang tinggal mengikuti babak penyisihan untuk mendapatkan hak maju ke babak utama. Dikatakannya, IPC juga terus berupaya agar Korea Utara mengikuti babak penyisihan.
Ketua Parlemen Korea Selatan Chung She-gyun yang sedang berkunjung di Rusia untuk menghadiri Sidang Umum Uni Parlemen Sedunia (IPU) menuturkan bahwa dirinya berharap bisa bertemu dengan pencinta olahraga musim dingin di Rusia di Pyeongchang, Korsel tahun depan.
Dalam acara peluncuran pendukung Rusia untuk Olimpiade Pyeongchang yang diselenggarakan bersama oleh Kedutaan Besar Korsel di Rusia dan Komite Olimpiade Rusia, Chung mengatakan bahwa keberhasilan olimpiade tergantung pada partisipasi para pemuda di dunia.
Chung melanjutkan, Rusia telah berhasil menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin Sochi dan kontingennya juga berprestasi baik. Karena itu, jika para pemuda Rusia turut membantu, Olimpiade Pyeongchang juga dapat berhasil.
Kemudian, Chung menambahkan bahwa dirinya beserta banyak pencinta sepak bola Korsel berharap bisa berkunjung ke Rusia untuk menikmati Piala Dunia tahun depan.
Chung memberikan surat penunjukan bagi 50 orang pemuda Rusia yang menjadi sukarelawan Olimpiade Pyeongchang dan juga menyemangati serta menyerahkan boneka maskot Olimpiade Pyeongchang kepada mereka.
Seberapa besar efek yang akan timbul apabila Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang tahun 2018 diselenggarakan secara sukses? Komite Pelaksana Olimpiade Pyeongchang menyimpulkan efek yang timbul akan menjadi titik tolak penting bagi perkembangan nasional dan juga daerah. Disamping dampak ekonomi yang besar, pelaksanaan Olimpiade akan berkontribusi dalam integrasi masyarakat Korea. Tentunya provinsi Gangwon akan diberi peluang untuk memperkenalkan nilai-nilai kedaerahannya ke seluruh dunia, dengan meneruskan warisan ‘Olimpiade’. Tidak hanya itu, posisi Korea Selatan dalam olah raga musim dingin juga akan meningkat satu level lagi.
Ketua Komite Pelaksana Olimpiade Pyeongchang telah merilis hasil sebuah analisis bahwa dampak ekonomi dari Olimpiade Pyeongchang akan mencapai 32,2 triliun won selama 10 tahun. Sebelumnya di tahun 2008, Lembaga Riset Industri juga telah memproyeksikan akan adanya efek yang mendorong pertumbuhan PDB sebesar 20,497 triliun won. Dalam proses persiapan untuk penyelenggaraan Olimpiade, berbagai lapangan kerja diciptakan, termasuk pembangunan gelanggang pertandingan dan fasilitas terkait. Fasilitas-fasilita tersebut diharapkan akan menimbulkan dampak besar sebagai sumber daya pariwisata bahkan pasca Olimpiade.
Sebanyak 390.000 turis asing dan 2,2 juta warga domestik diperkirakan akan berkunjung ke provinsi Gangwon untuk menikmati bersama Olimpiade Pyeongchang. Memang betul, provinsi Gangwon merupakan tempat wisata dan resort yang terkenal di dalam negeri Korea yang memiliki pemandangan alam yang indah dan pantai yang bagus. Jika ada banyak warga asing yang berkunjung ke provinsi Gangwon pada saat penyelenggaraan Olimpiade, maka sumber pariwisata di sana bisa diperkenalkan ke dunia, jadi bukan hanya menjadi tempat wisata bagi warga lokal saja.
Untuk itu, Komite Pelaksana Olimpiade berencana akan menyediakan layanan teknologi dan informasi canggih kepada para turis asing. Informasi yang sesuai, melalui layanan ICT akan membuat mereka mengalami langsung pertandingan, perbelanjaan, makanan dan tur dengan puas. Sebagai efek yang lain, Olimpiade Pyeongchang juga diharapkan akan memicu surplus industri wisata dan investasi dengan menghubungkan gelanggang pertandingan dengan sumber daya wisata yang ada. Fasilitas-fasilitas Olimpiade Musim Dingin tidak begitu mewah dan besar dibandingkan dengan Olimpiade Musim Panas. Maka dari itu, pihak Komite menganggap tidak sulit untuk mencapai target tersebut.
Olimpiade harus diselenggarakan dengan sukses, guna memperoleh dampak ekonomi seperti itu. Biaya rata-rata dari pelaksanaan 4 Olimpiade Musim Dingin terakhir tercatat 3,7 triliun won. Dengan kata lain, biaya itu harus diminimalkan dan efeknya memaksimalkan, dalam upaya menciptakan efek ekonomi. Olimpiade Musim Dingin Salt Lake, AS di tahun 2002, dipuji sebagai ajang Olimpiade paling sukses pada sisi ekonomi dalam sejarahnya. Kota Salt Lake menghemat biaya pembangunan fasilitas ajang olahraga besar-besaran dengan menggunakan fasilitas yang ada secara maksimum. Komite Pelaksana Olimpiade Pyeongchang juga baru saja membangun 6 gelanggang, sementara 6 yang lain hanya memperbaiki fasilitas yang sudah ada. Hasilnya, biaya bisa dihemat secara besar-besaran, hanya dengan menelan sekitar 880,7 miliar won untuk menyediakan 12 gelanggang.
Suatu hal yang luar biasa, kota Salt Lake terus menciptakan keuntungan dengan menggunakan fasilitas-fasilitas pasca Olimpiade. Meski 5 tahun telah berlalu pasca Olimpiade, namun jumlah turis yang datang ke kota itu dinyatakan lebih meningkat daripada saat sebelumnya. Bercermin dari keberhasilan itu, Pyeongchang juga menyusun berbagai rencana penggunaan fasilitas pasca Olimpiade. Jika ajang olahraga Pyeongchang dinilai sebagai warisan ‘Olimpiade’, maka nilai itu juga sangat tinggi. Tidak hanya untuk menarik turis dan memaksimalkan efek ekonomi, Olimpiade juga akan menjadi terobosan menuju integrasi masyarakat dan perdamaian di Semenanjung Korea. Lebih jauh, Korea Selatan telah muncul sebagai negara kuat cabang skate cepat dan skate indah, tapi pertandingan yang dimainkan diatas salju masih tertinggal dari negara lain. Untuk itu, Olimpiade Pyeongcang diharapkan akan menjadi momen dimana level Korea dalam olahraga musim dingin meningkat secara keseluruhan, terlepas dari ketergantungan pada pertandingan di atas es.
Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang tahun 2018 akan menjadi pesta teknologi, informasi dan telekomunikasi ICT canggih. Komite Pelaksana Olimpiade Pyeongchang pun menargetkannya sebagai Olimpiade ICT. Untuk itu, semua teknologi canggih akan dikerahkan di Pyeongchang, dari platform konektivitas 5G atau generasi kelima hingga internet of things (internet untuk segala), siaran dalam resolusi defenisi ultra tinggi-UHD, kecerdasan buatan, realitas tertambah dan mobil otonom atau mobil nirawak.
Yang paling mendapat sorotan adalah siaran dalam resolusi definisi ultra tinggi (UHD). Televisi terestrial di dalam negeri rencananya akan menayangkan langsung pertandingan-pertandingan Olimpiade dalam resolusi UHD. Studio promosi untuk mengalami langsung UHD yang dibuat dengan teknologi Korea sendiri, juga dibuka sekitar Pyeongchang. Siaran televisi UHD baru dimulai pada akhir bulan Mei lalu dan hanya bisa dinikmati seputar kota Seoul hingga saat ini.
Hal lain yang mendapat sorotan adalah layanan uji coba 5G dari KT, sebagai gerakan pendahuluan dari setiap negara di dunia yang menargetkan komersialisasi 5G pada tahun 2020 saat penyelenggaraan Olimpiade Tokyo. Kelebihan dari 5G antara lain kecepatan maksimal 20 gigabite per detik, yakni 40 hingga 50 kali lebih cepat daripada kecepatan LTE, juga kapasitas jaringan yang 100 kali lebih besar.
Berbasis jaringan 5G, juga terdapat teknologi pertunjukan 360 VR, Sync View dan Time Slice. Teknologi 360 VR akan memungkinkan para penggemar untuk merasakan momen Olimpiade paling berkesan dari berbagai sudut lokasi Olimpiade. Para penonton di rumah dapat memilih pertandingan dari berbagai lokasi Olimpiade. Sync View yang memasang modul telekomunikasi 5G pada kamera ultra cepat, memberikan gambar dari sudut atlet. Singkatnya, sejumlah pertandingan termasuk Ski Jumping dan Bobsleigh bisa dinikmati seperti penonton sendiri yang bertanding sebagai atlet.
Teknologi penerjemah berbasis kecerdasan buatan diharapkan akan banyak menghapus hambatan bahasa di ajang Olimpiade dimana atlet dari manca negara berkumpul bersama. Aplikasi penerjemah resmi Olimpiade Pyeongchang adalah ‘Genie Talk’ yang dikembangkan Lembaga Riset Telekomunikasi Korea. Dengan berbicara pada Genie Talk, maka secara otomatis apa yang dikatakan diterjemahkan dengan suara dan pesan dalam 29 bahasa, termasuk bahasa Inggris, Cina, Jepang, Prancis dan bahasa Spanyol. Hancom yang menangani Genie Talk, tengah mempertimbangkan untuk mengoperasikan robot penerjemah di sekitar Pyeongchang.
Pengalaman Olimpiade akan menjadi lebih nyaman dengan Internet of Things (IoT). Di ‘Jalan IoT’, yang terletak di kota Gangneung, para atlet dan penonton dapat menerima layanan yang sesuai melalui ponsel pintar dan mesin otomatis mengenai informasi terkait transportasi, jadwal pertandingan, penginapan, pariwisata dan perbelanjaan. Sehingga, hanya dengan ponsel pintar, maka akan tercipta layanan ‘satu atap’ mulai dari kedatangan hingga kepulangan, dengan menggunakan teknologi terkait IoT. Selama pertandingan-pertandingan Olimpiade berlangsung, pengunjung juga dapat melihat mobil nirawak yang tengah dioperasikan di jalan-jalan. Mobil tanpa sopir itu akan diuji coba pada hari pembukaan Olimpiade di jalanan raya dari pintu keluar tol Seoul ke arah tempat penyelenggaraan Olimpiade Pyeongchang, provinsi Gangwon. Mobil otonom itu akan terus dioperasikan untuk masyarakat umum sepanjang masa Olimpiade.
Korea Selatan nampaknya telah diakui dunia sebagai negara kuat ICT. Selain itu, Korea Selatan telah mengalami pelaksanaan berbagai ajang olahraga global secara sukses, termasuk Olimpiade musim panas tahun 1988 di Seoul dan Piala Dunia tahun 2002 di Korea Selatan dan Jepang. Perpaduan antara teknologi dan pengalaman manarik akan dapat menciptakan Olimpiade yang berbeda, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Masyarakat dunia akan bisa mengalami dari awal dunia baru ICT, dan itu juga akan menunjukkan satu level lagi kemampuan ICT Korea Selatan. Olimpiade ICT canggih tanpa hambatan bahasa adalah ajang olahraga yang ditargetkan oleh Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang tahun 2018.
Menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, banyak penggemar olahraga yang merasa berdebar-debar. Di ajang olahraga itu, para bintang olahraga musim dingin sedunia akan menunjukkan keterampilan masing-masing, serta ada kemungkinan atlet yang tidak terkenal muncul sebagai bintang olahraga baru. Demikianlah, di panggung olimpiade, selalu ada drama yang sangat mengharukan. Masyarakat Korea Selatan menaruh ekspektasi atas para atlet Korea Selatan yang menargetkan memenangkan 20 medali.
Selain itu, ada banyak bintang olahraga di luar negeri yang membuat suasana Pyeongchang menjadi lebih meriah. Pertama-tama ada atlet asal Belanda di cabang skate cepat Sven Kramer. Hingga saat ini dia telah memenangkan 3 medali, 2 perak dan 2 perunggu di olimpiade musim dingin, serta kali ini dia menargetkan untuk memenangkan medali emas di cabang 5000 meter.
Banyak yang menaruh perhatian apakah atlet legendaris di cabang snow board asal AS, Shaun White bisa meraih pamornya yang telah turun karena hanya menempati urutan ke-4 pada tahun 2014 lalu. Selain itu, atlet skate indah asal Jepang yang memiliki rekor tertinggi di nomor perlombaan perorangan pria skate indah Yuzuru Hanyu, atlet skeleton asal Latvia, Martins Dukurs yang tetap menjadi jagoan urutan puncak Piala Dunia selama 6 tahun, dll mendapat banyak sorotan.
Para atlet wanita cantik di cabang ski juga diperkirakan memperoleh banyak ketenaran seperti atlet ski AS Mikaela Shiffrin, atlet skate indah Rusia Evgenia Medvedeva, dll.
Korea Selatan menargetkan untuk menyapu lebih separuh medali emas diantara 8 medali emas di cabang lintasan pendek dengan menampilkan atlet Sim Suk-hee, Choi Min-jeong, Kim A-rang, dll. Di cabang skate cepat, Lee Sang-hwa menantang untuk meraih medali emas sebanyak 3 kali secara berturut-turut di cabang 500 meter.
Diperkirakan cabang yang tidak terkenal seperti Bobsleigh, Skeleton, Hoki Es, Curling juga akan meraih medali. Khususnya, tim hoki es pria mendapat sorotan karena mereka berhasil memenangkan medali emas di Asian Games Musim Dingin Sapporo bulan Februari lalu. Prestasi tim hoki Korsel semakin meningkat.
Sementara, atlet cabang ski lintas alam Kim Magnus dinilai mendapat sorotan, namun ekspektasi terhadap dirinya lebih membesar pada olimpiade musim dingin berikutnya. Dia memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Korea Selatan dan Norwegia, namun kali ini dia maju sebagai warga negara Korea Selatan.
Korea Selatan membuat target menempati urutan ke-4 dengan meraih 8 medali emas, 4 medali perak dan 8 medali perunggu. Saat Olimpiade Musim Dingin Vancouver, Korea Selatan menempati urutan ke-5. Selain itu, 'dream program' menarik minat masyarakat. Program tersebut adalah program pembinaan atlet olahraga muda. Program itu dimulai sejak tahun 2004, dan menghadirkan 1574 orang remaja dari 75 negara di dunia. Diantaranya, ada 105 orang penyandang cacat. Para peserta program tersebut telah hadir di berbagai jenis acara olahraga dunia. Karenanya, banyak yang menaruh perhatian pada penampilan yang akan mereka pertunjukkan di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018.
Krisis nuklir Korea Utara tampaknya tidak mempengaruhi Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang. Makna olimpiade tersebut bahkan menjadi lebih besar. Krisis nuklir Korea Utara yang semakin meninggi menjadi kekhawatiran bagi dunia internasional. Karenanya ada yang mempertanyakan tentang keamanan, namun pemerintah Korea Selatan dan Komite Olimpiade Internasional-IOC membantah hal tersebut. Sehubungan dengan masalah keamanan, ada pemberitaan bahwa Prancis, dan Austria diperkirakan ketidak akan hadir di Olimpiade Pyeongchang. Namun, dua pemerintahan dan IOC membantah isi berita tersebut.
Pada tgl. 21 September lalu, AFP memberitakan bahwa Menteri Olahraga Prancis, Laura Flessel menyebutkan kemungkinan ketidakhadiran tim mereka di Olimpiade Pyeongchang. Menurut berita, di dalam sebuah wawancara, Menteri Flessel mengatakan dirinya tidak dapat menjerumuskan tim Prancis ke dalam situasi berbahaya sembari mengungkit pengembangan senjata nuklir Korea Utara. Namun, dia menambahkan bukan saatnya untuk mempertimbangkan ketidakhadiran Prancis di Pyeongchang. Secara nyata, pada tgl. 23 September lalu pemerintah Prancis menegaskan kehadirannya saat Menteri Flessel bertemu dengan Wakil Kedua Menteri Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata Roh Tae-kang. Di dalam pertemuan itu, Menteri Flessel menyatakan dia tidak pernah menyebutkan atau mempertimbangkan ketidakhadiran tim Prancis di Olimpiade Pyeongchang. Komite Olimpiade Austria juga menjelaskan tentang pernyataan terkait kekhawatiran terhadap keamanan di Pyeongchang. Komite tersebut mengirim email yang berisi mereka tidak menaruh kekhawatiran apapun pada saat ini kepada Komite Pelaksana Olimpiade Pyeongchang.
Sementara, pernyataan IOC atas keamanan Olimpiade Pyeongchang tetap kuat. Presiden IOC, Thomas Bach mengatakan tidak ada 'rencana B' sehubungan dengan krisis di Semenanjung Korea menjelang pembukaan sidang umum IOC tgl. 13 September lalu. Menurutnya, mengumumkan skenario lain pada saat ini bisa memberi pesan yang salah. Selain itu, hal tersebut bertentangan dengan gagasan IOC untuk menciptakan perdamaian.
Pemerintah Korea Selatan terus menyampaikan pesan tentang jaminan keamanan di Olimpiade Pyeongchang. Presiden Moon Jae-in menekankan perdamaian di dalam pidato sambutan Sidang Majelis Umum PBB bulan lalu, serta menyatakan tekad kuat untuk menyelenggarakan Olimpiade dengan sukses saat bertemu dengan Presiden IOC Bach.
Presiden Moon menyatakan pemerintah Korea Selatan memberikan usulan resolusi gencatan senjata kepada Sidang Majelis Umum PBB, maka resolusi itu diperkirakan akan diadopsi pada tgl. 13 November mendatang. Karenanya, jika resolusi itu diadopsi, negara-negara di dunia tidak perlu menaruh kecemasan atas keamanan. Ditambahkannya, jika Korea Utara hadir, keamanan bisa terjamin.
Korea terbagi menjadi dua. Memang, hal itu membuat banyak negara merasa khawatir, namun Korea Selatan memiliki banyak pengalaman dalam melaksanakan acara internasional. Olimpiade Seoul tahun 1988 menjadi dinamika untuk mengakhir perang dingin. Piala Dunia Korea Selatan dan Jepang tahun 2002 juga cukup menunjukkan kekuatan budaya Korea Selatan. Demikianlah acara internasional yang diselenggarakan oleh Korea Selatan cukup sukses dengan pesan perdamaian dan kompromi.