Upacara perayaan hari penciptaan huruf Korea, Hari Hangeul ke-569 diadakan di Gedung Seni Budaya Sejong di Pusat Seoul pada hari Jumat pagi (9/10/2015).

Upacara tahun ini memiliki tema 'Hangeul menerangi masa depan' dan dihadiri sekitar 3.000 orang yang terdiri dari tokoh-tokoh lembaga Hangeul dan pemerintah, serta siswa dan wali siswa.

Pada upacara itu pemerintah memberikan penghargaan kepada orang yang berjasa dalam pengembangan Hangeul.

Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn dalam sambutannya mengatakan jika tidak ada Hangeul, maka bangsa Korea tidak ada, dan Hangeul adalah warisan budaya agung bagi manusia. Ditambahkannya, Warga dunia juga menilai tinggi kepraktisan dan keunggulan Hangeul. Namun, akhir-akhir ini muncul kecemasan atas penyalahgunaan huruf Hangeul sehingga pemerintah akan berupaya untuk menggelar kegiatan untuk memperbaiki budaya bahasa dan membuat lingkungan bahasa yang bertaraf.

Buku penjelasan tentang Hangeul yang ditulis dalam huruf Cina, Hunminjeongeum, merupakan harta karun nasional ke-70 dan terdaftar sebagai warisan budaya tulisan UNESCO pada tahun 1997.

Huruf Hangeul dinilai sebagai huruf yang paling logis di dunia, namun belakangan ini dicemaskan karena Hangeul sering dirusak sebagian kalangan.

Nama 'Hangeul' dibuat oleh sarjana Choi Nam-sun dan Joo Shi-kyung pada tahun 1910 sebagai pengganti istilih 'Eonmun' dan 'Huruf Joseon' dan dipakai secara umum sejak tahun 1913.

Sementara, hari penciptaan huruf Korea, Hari Hangeul ditentukan untuk memperingati pengumuman Hunminjengum pada September tahun 1446.

Pada awalnya Hari Hangeul disebut sebagai 'Hari Gagyageo' namun sejak tahun 1928, hari Hangeul secara resmi ditetapkan tanggal 9 Oktober.

Selama beberapa tahun, hari Hangeul tidak dijadikan hari libur nasional karena alasan jika terlalu banyak hari libur, maka dapat mengganggu dunia industri, namun sejak tahun 2013 Hari Hangeul kembali ditetapkan sebagai hari libur nasional.