Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Budaya

Sungai Han

#Citra Musik Korea l 2014-09-17

Citra Musik Korea

Sungai Han


Sebagaimana asal mula tempat peradaban umat manusia yang berlokasi di sekitar sungai besar, ada sungai-sungai terkenal di kota-kota dunia seperti Thames di London, Seine di Paris, Hudson di New York, Gangga di India, dll. Kota-kota tersebut dibentuk karena di sana ada sungai. Namun, alasan utama sungai-sungai itu memikat hati masyarakat dunia disebabkan penduduk di sana menghargai sungai itu. Perkembangan ekonomi di Korea Selatan disebut juga sebagai 'keajaiban dari sungai Han.' Sungai Han menjadi sungai yang mewakili Seoul, Korea Selatan, dan bangsa Korea. Tidaklah berlebihan bila mengatakan sungai Han adalah semangat bangsa Korea.

Berperahu di sungai Han adalah salah satu cara menikmati waktu bagi para leluhur Korea. Itu bukan sekadar menyaksikan pemandangan indah, melainkan bermain sambil naik perahu bersama para penyanyi, permainan alat musik dan wanita penggembira di dalamnya sambil menikmati musik dan membuat syair. Memang, pasti ada minuman beralkohol dan minuman lain, serta juga ada pelayan-pelayan. Karenanya, berperahu membutuhkan banyak biaya. Saat ini pun, di sungai Han, terdapat kapal pesiar. Daerah sekitar sungai Han menjadi taman bagi warga penduduk, dan di sekitarnya berdiri apartemen-apartemen bertingkat tinggi. Karenanya, suasana di sana, kini, agak berbeda dengan suasana ketika leluhur menikmati berperahu. Yang penting adalah sungai Han menjadi jalur transportasi yang penting. Di sungai Han, ada perahu-perahu untuk bermain-main, namun juga ada berbagai kapal seperti kapal yang mengantarkan orang-orang, kapal kargo yang membawa beras atau barang-barang dari Provinsi Gyeongsang, Jeolla, dll. Selain itu, ada kapal yang membawa ikan atau barang-barang kebutuhan sehari-hari antara pulau Ganghwado dan tempat berlabuh perahu Mapo. Kapal seperti itu dijuluki sebagai 'Siseonbae' yang berarti kapal dagang. Jika kapal itu berlabuh di tempat berlabuh perahu, disana akan digelar pasar kaget. Apakah anda bisa membayangkan suasana keramaian itu?

Di era Joseon saat jalan raya atau kereta beroda belum berkembang, jalur sungai digunakan untuk mengangkut barang-barang. Aliran sungai Han yang berasal di Provinsi Gangwon tiba di Seoul melalui Provinsi Chungcheong. Sungai tersebut dekat dengan laut di Incheon, sehingga berguna untuk menyebarkan ke seluruh daerah dengan cepat dan nyaman. Diantara barang-barang yang dibawa ke Seoul, ada kayu dari pegunungan di Provinsi Gangwon. Kayu yang tebal dan besar dibutuhkan untuk membangun rumah bagi kalangan kelas atas Yangban atau istana. Kayu seperti itu mudah ditemukan di Gangwon, namun persoalannya adalah cara mengangkutnya ke ibu kota Hanyang. Untuk itu, rakit dibuat dengan menyambungkan kayu. Jika rakit itu tiba di kota Hanyang, kayu yang dipergunakan untuk membuat rakit itu juga ikut dijual. Memang, jalur melalui sungai terasa lebih nyaman dan cepat dibanding jalur di daratan. Namun, orang-orang yang naik di rakit itu terkadang merasa bosan dan juga merasakan bahaya saat arus berubah menjadi deras. Ketika itulah, mereka menghibur diri dengan melantunkan lagu. Di Provinsi Gangwon, masih ada lagu yang pernah dilantunkan saat menaiki rakit.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >