Salah satu lagu yang selalu dinikmati orang Korea setiap kali pergantian musim adalah Sacheolga atau Lagu Empat Musim. Lirik lagunya menarik karena diawali dengan deskripsi keindahan awal musim semi. Bait-bait selanjutnya pun menggambarkan kehidupan seseorang dan empat musim yang ada di Korea, musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Masa muda seseorang diibaratkan seperti musim semi yang begitu indah dan menyenangkan, tetapi begitu cepat berlalu. Sementara masa tua digambarkan sebagai musim dingin yang bersalju, rambut yang memutih dan masa-masa tua yang sulit seperti musim dingin yang sangat dingin dan penuh salju. Namun demikian, lagu ini tidak mengajak para orang tua pasrah dan putus asa menjalani masa tua mereka. Justru lagu ini memberi semangat kepada para penikmatnya untuk tetap menjalani hari-hari dengan penuh semangat tanpa menyia-nyiakannya. Dalam lagu ini dikatakan bahwa orang-orang jahat sebaiknya dijauhkan dahulu dari hidup kita, sementara teman-teman yang baik berkumpul bersama untuk menikmati waktu yang kita punya dengan makan-makan dan minum minuman yang enak. 

Danga Sacheolga adalah lagu sacheolga yang berjenis danga atau lagu pendek. Lagu-lagu danga biasanya dinyanyikan penyanyi pansori sebelum pertunjukan utama pansori dimulai. Dahulu, pertunjukan ini dilakukan selama tiga sampai delapan jam. Oleh karena itu, penyanyi pansori harus melakukan pemanasan terlebih dahulu untuk mengendurkan pita suaranya. Sebuah lagu danga umumnya berdurasi antara empat hingga enam menit, tetapi bila dibandingkan dengan pansori yang panjang, lagu danga pendek sekali. Beberapa lagu danga ada yang merupakan potongan-potongan lagu pansori yang sudah terkenal luas. Ada juga lagu danga yang bercerita tentang perjalanan hidup untuk meninggalkan dunia yang materialistik dan hanya menikmati keindahan alam. Selain itu, lagu danga yang paling banyak adalah yang bertema ajakan untuk menikmati hidup yang hanya sebentar saja seperti lagu danga sacheolga tersebut.

Berikutnya adalah lagu Sacheolga dari jenis minyo atau lagu rakyat yang berasal dari daerah Gyeonggi. Lagu ini berisikan gambaran pemandangan alam selama empat musim yang selalu berubah beserta orang-orang yang menikmatinya. Dahulu, pada musim semi para wanita sering bermain permainan tradisional hwajeonnori. Mereka pergi ke kebun memetik bunga dan membuatnya menjadi kue hwajeon untuk dinikmati sambil menari-nari bersama. Lagu ini menceritakan hal-hal yang menyenangkan yang dilakukan pada musim semi, seperti berdandan dengan baju cantik dan jalan-jalan menikmati mekarnya bunga sakura di musim semi. Di musim panas Chunhyang berjalan-jalan di taman Gwanghanru di tengah pepohonan yang hijau dan sangat rindang. Sedangkan di musim gugur orang-orang mendaki gunung menikmati indahnya warna-warni dedaunan musim gugur. Dan di musim dingin orang-orang berlarian di ladang yang beku karena banyaknya salju dan sangat dingin. Lagu ini ditutup dengan lirik yang juga menggambarkan hari-hari yang selalu menyenangkan selama setahun dengan indahnya empat musim, musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin.