Pergi ke Menu Pergi ke Halaman Utama
Go Top

Gaya Hidup

Konsumerisme etis

2018-09-03

ⓒ Getty Images Bank

Meningkatnya konsumen yang memperhatikan kesejahteraan hewan, konsumerisme etis, sudah menjadi satu tren baru di Korea. Dalam jejaring sosial, kita mudah menemukan komen tentang produk dengan tagar #tolak tes pada hewan atau #Cruelty Free. Dalam satu survei tentang kesadaran publik tentang perlindungan hewan, satu dari 4 rumah tangga Korea memiliki hewan peliharaan maka permintaan produk ramah hewan meningkat.

 

Konsumerisme etis merupakan kegiatan konsumsi yang menguntungkan lingkungan alam dan masyarakat dengan mempertimbangkan akibat kegiatan konsumsi pribadi pada orang lain, masyarakat, dan lingkungan. Berarti membeli barang yang diproduksi secara etis tanpa merugikan manusia, hewan, alam, dan lingkungan.


Jadi, konsumerisme etis mencakup konsumsi ramah lingkungan dan perdagangan adil yang bertujuan membantu produsen di negara berkembang menikmati hasil perdagangan yang lebih baik.


Perusahaan-perusahaan kini menggunakan tren konsumerisme etis ini pada publikasi merek mereka. Perusahaan itu memasang label sertifikat yang menyatakan tidak melakukan tes pada hewan untuk produk mereka atau berpartisipasi pada kampanye untuk menolak tes pada hewan. Dengan aktivitas itu, mereka memperlihatkan perusahaannya adalah perusahaan etis sekaligus menarik konsumen yang menolak tes pada hewan.


Sejak bulan Februari tahun lalu, Korea melarang impor dan distribusi kosmetik dan yang hanya dites pada hewan. Sejumlah perusahaan kosmetik kini antusias mempublikasikan citranya sebagai perusahaan ramah hewan.


Konsumen sendiri mencari produk dengan tanda kelinci loncat yang menyatakan 'tidak melakukan tes pada hewan' dan sebagian konsumen itu mencari riwayat ekspor produsen ke China karena produk yang diekspor ke China harus menjalani tes pada hewan sesuai peraturan yang berlaku di China.


Konsumerisme etis demi kesejahteraan hewan tidak terbatas pada kosmetik. Makanan dari hewan yang diternak sesuai prinsip kesejahteraan hewan pun digemari konsumen. 


Pakaian dari kulit dan bulu buatan juga termasuk produk untuk konsumerisme etis. Sejumlah selebriti yang terkenal sebagai ikon fashion aktif melakukan konsumerisme etis itu sehingga memengaruhi publik secara positif. 


Sementara meningkatnya permintaan produk konsumerisme etis itu, sebagian produsen busana berbulu ikut mengumumkan tidak menggunakan bahan bulu dari hewan.


Dengan konsumerisme etis ini, baik konsumen maupun produsen bisa merasa nyaman dan bahagia.

Pilihan Editor

Close

Situs kami menggunakan cookie dan teknologi lainnya untuk memberikan Anda layanan yang lebih baik. Dengan terus menggunakan situs ini, Anda menyetujui penggunaan teknologi ini dan kebijakan kami. Detail >