Michael Flynn yang ditunjukkan sebagai penasihat urusan keamanan negara oleh Presiden terpilih AS Donald Trump hari Jumat (19/11/2016) waktu setempat menyatakan hubungan persekutuan Korea Selatan dan AS tetap kuat serta mengutamakan penyelesaian masalah nuklir Korea Utara.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Badan Keamanan Nasional Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Cheongwadae, Cho Tae-yong yang sedang berkunjung ke AS saat menjelaskan kegiatan dan hasil kunjungan delegasinya kepada wartawan di Washington setelah bertemu dengan Flynn, Mantan Kepala Badan Intelijen Pertahanan AS.
Menurut Cho, Flynn memandang hubungan Korsel dan AS sebagai 'aliansi esensial' sehingga akan memperkuat hubungan itu selamanya. Istilah 'esensial' diketahui baru pertama dipakai AS untuk hubungan persekutuan Korsel dan AS.
Cho menjelaskan bahwa belum tepat waktunya untuk menyebutkan secara rinci hasil pertemuan itu, namun menurutnya hal yang penting adalah pemerintah Trump memiliki prinsip untuk mempertahankan hubungan erat dengan Korsel, dan kedua pihak membahas masalah yang sedang dihadapi.
Sementara itu Flynn menegaskan ancaman Korea Utara sudah semakin besar dan pemerintahan baru AS akan mengutamakan penanganan masalah nuklir Korut melalui kerja sama yang erat dengan Korsel.
Cho juga menyampaikan bahwa masalah pembagian biaya pertahanan, pengurangan kekuatan militer AS di Korsel, dan penempatan THAAD tidak dibahas dalam pertemuan tersebut, dan pihak AS mengatakan pertemuan antara pemimpin kedua negara sangat penting.
Cho juga mengatakan bahwa pemerintahan baru AS cukup memahami kebijakan pemerintah Korsel, dan kedua pihak akan tetap mempertahankan kerja sama.
Menurutnya, pemerintahan baru AS sangat menyadari ancaman serius nuklir dan rudal Korut, untuk itu Washington akan memberikan tekanan ynag kuat terhadap Korut.