Pemerintah Amerika Serikat menegaskan persekutuan Korsel dan AS tetap kuat. Washington juga terus menganalisis pengaruh pemakzulan presiden pada berbagai masalah yang sedang dihadapi termasuk isu nuklir Korea Utara dan kolaborasi Korsel, AS, dan Jepang. Hal itu disampaikan Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Gedung Putih Emily Horne setelah Parlemen Korea Selatan menyetujui pemakzulan presiden Park Geun-hye.
Pemerintah AS telah beberapa kali menyatakan tidak ada perubahan dalam persekutuan Korsel dan AS, serta penempatan sistem pertahanan anti misil AS (THAAD) sebelum dan sesudah pemakzulan presiden.
Emily Horne juga mengatakan AS terus memerhatikan tindakan Korea Selatan yang damai dan bertanggung jawab sesuai dengan prinsip demokrasi, dan AS tetap menjadi mitra Korea yang setia dan abadi.
Menurut Horne, AS berharap dapat bekerjasama dengan pelaksana tugas presiden Korsel dalam menangani semua masalah di berbagai bidang secara konsisten.
Dia juga menegaskan persekutan Korsel dan AS tetap menjadi poros utama untuk keamanan dan pertahanan di kawasan, dan AS akan memenuhi perjanjian bilateral, khususnya perjanjian pertahanan terkait ancaman dari Korut.
Pemerintah AS diketahui mengamati keadaan dalam negeri Korsel dalam waktu nyata (real time) melalui Kedutaan Besar AS di Seoul, dan akan kembali menyatakan posisi tegas AS dalam pertemuan juru runding untuk perundingan enam pihak di Seoul pada tgl. 13 Desember.