Dewan Keamanan PBB secara bulat mengutuk peluncuran terkini misil balistik Korea Utara pada hari Selasa (7/3/2017) waktu setempat.

Lima belas negara anggota DK PBB mengecam peluncuran misil tersebut melalui sebuah pernyataan pada hari Selasa (7/3/2017) dan mengungkapkan kekhawatiran mereka atas perilaku Korut yang meningkatkan ancaman bagi stabilitas regional.

Pernyataan media ini diadopsi sehari sebelum sidang darurat DK PBB yang diadakan atas permintaan Korsel, AS dan Jepang.

Pernyataan tersebut jelas menyatakan bahwa peluncuran rudal balistik Korea Utara pada hari Senin secara nyata melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sanksi resolusi PBB nomor 1718, 1874, 2087, 2094, 2270, dan 2321 yang diadopsi sejak tahun 2006 melarang peluncuran rudal balistik Korea Utara.

Pernyataan itu mengkritik peluncuran misil Korea Utara sebagai usaha untuk mengembangkan sistem pengangkutan senjata nuklir, sehingga akan mengganggu kestabilan di wilayah Asia Timur dan mendorong persaingan persiapan militer. 

Selain itu, negara anggota juga menyetujui perlunya mengambil tindakan tambahan sambil memantau situasi Korea Utara sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sebelumnya, DK PBB telah mengeluarkan pernyataan media setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak menengah (IRBM), ‘Pukguksong II’ pada tanggal 12 Februari lalu.

DK PBB berencana akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Rabu (8/3/2017) waktu setempat dan mendengarkan pendapat dari negara anggota terkait peluncuran misil Korea Utara.

Diadopsinya pernyataan media dan penggelaran pertemuan darurat PBB tersebut menunjukkan bahwa DK PBB menganggap provokasi Korea Utara sebagai masalah yang serius.