Majalah mingguan Inggris Economist mengevaluasi Korea Selatan sebagai negara dengan kondisi terburuk untuk pekerja wanita di antara negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, OECD.
Economist merilis indeks atap kaca--glass ceiling index--menandai hari Wanita Internasional oleh PBB yang jatuh pada hari Rabu (8/3/2017). Menurut hasilnya, indeks Korea Selatan menyentuh titik terendah dari 29 negara anggota OECD, yang berarti diskriminasi pekerja wanita di Korea Selatan merupakan yang terburuk.
Indeks atap kaca merupakan indikator yang menilai apakah para wanita mendapatkan kesempatan yang setara dalam pekerjaannya.
Indeks ini mengombinasikan sejumlah data seperti tingkat pendidikan tinggi, partisipasi dalam organisasi buruh, upah, ongkos perawatan anak, hak kehamilan dan melahirkan, aplikasi sekolah bisnis, serta representasi di posisi senior, juga hak asuh anak.
Selain Korea Selatan, Jepang dan Turki juga menempati posisi terendah yang berada pada kisaran angka 20. Persentase wanita di parlemen ketiga negara hanya tercatat sebesar 15%. Begitu pula dengan jumlah wanita di posisi senior perusahaan juga berada di bawah persentase rata-rata.
Menurut Economist, jumlah pegawai wanita di posisi senior perusahaan Korea Selatan hanya mencapai 2% saja.
Sebaliknya, empat negara di Eropa Utara, yaitu Islandia, Swedia, Norwegia dan Finlandia berada di papan atas dengan capaian angka 80. Partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi di empat negara tersebut lebih tinggi dibandingkan pria dan jumlah wanita di komite eksekutif perusahaan mencapai 30 hingga 40%.